Pelatihan Pembuatan Souvenir Wisata Berbahan Alam di Geosite Ngingrong, Kabupaten Gunungkidul

Tim dosen dari Program Studi Biologi, Departemen Pendidikan Biologi, akultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa Pelatihan Pembuatan Souvenir Wisata Berbahan Alam di kawasan Geosite Goa Ngingrong, Desa Mulo, Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen perguruan tinggi dalam mendukung pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan potensi lokal berbasis kearifan ekologis. 

Pelatihan ini diikuti oleh anggota masyarakat sekitar Geosite Ngingrong, termasuk pelaku UMKM dan kelompok perempuan seperti KWT (Kelompok Wanita Tani). Mereka dibekali keterampilan membuat produk kerajinan berbahan enceng gondok dan teknik ecoprint pada kain sebagai alternatif souvenir wisata yang bernilai jual sekaligus ramah lingkungan. 

Adapun materi kegiatan yang disampaikan meliputi: Pengenalan potensi ekowisata dan pentingnya branding produk lokal, Teknik pengolahan enceng gondok menjadi wadah serbaguna, Pembuatan tas dengan teknik ecoprint menggunakan daun dan bunga lokal, dan Strategi pemasaran dan kemasan produk berbasis digital. 

Dalam sambutannya, Tim Pengabdian yang diwakili oleh Dr. Tatag Bagus Putra Prakarsa, S.Si., M.Sc. menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan kewirausahaan masyarakat, khususnya pengelola wisata dan pedagang di Kawasan wisata Geosite Ngingrong. Harapannya, kegiatan ini mampu menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap kawasan wisata. “Kami ingin membantu masyarakat mengembangkan souvenir khas yang merepresentasikan kekayaan alam dan budaya lokal, serta mendukung pelestarian lingkungan,” ungkapnya. 

Geosite Goa Ngingrong yang merupakan bagian dari Kawasan Karst Gunung Sewu UNESCO Global Geopark memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata edukatif dan berbasis konservasi. Kawasan ini menyimpan potensi luar biasa untuk dikembangkan menjadi destinasi ekoeduwisata. Oleh karena itu, sinergi antara akademisi dan masyarakat lokal menjadi sangat penting dalam mendorong keberlanjutan pengelolaan kawasan dan mewujudkan pariwisata yang inklusif. 

Pelatihan ini juga memfasilitasi peserta untuk memamerkan hasil karya mereka, yang mendapat apresiasi dari tim dosen dan tamu undangan. Berbagai produk yang dihasilkan menampilkan corak khas dari daun-daun lokal serta anyaman enceng gondok yang bernilai seni tinggi dan layak jual.  Produk-produk hasil pelatihan ini juga direncanakan akan dipasarkan sebagai bagian dari paket wisata edukasi dan akan dikembangkan lebih lanjut bekerja sama dengan BUMDes dan pelaku wisata setempat. 

Di akhir kegiatan, peserta tidak hanya membawa pulang produk yang mereka buat, tetapi juga semangat baru untuk berinovasi. Rencananya, pelatihan lanjutan dan pendampingan usaha akan terus dilakukan dengan Unit Wisata BUMDes Bangun Kencana, pengelola Geosite Ngingrong, dan masyarakat sekitar supaya produk-produk ini dapat menjadi ikon wisata Gunungkidul sekaligus sumber ekonomi baru bagi warga. Kegiatan ini menunjukkan semangat kreativitas masyarakat dalam mengolah sumber daya alam secara berkelanjutan. Harapannya, kegiatan ini dapat menginspirasi dan memberikan inovasi bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha ramah lingkungan. (ratna/witono).