Mahasiswa Biologi UNY Temukan 6 Spesies Baru Kupu-Kupu Di Pulau Nusakambangan

Sekelompok mahasiswa biologi yang tergabung dalam tim PKM-P (Program Kreativitias Mahasiswa) bidang Penelitian melakukan penelitian kupu-kupu di pulau Nusakambangan.  Penelitian berjudul “Analisis  Tipologi  Lepidoptera  Berdasarkan  Observasi  Habitat  di  Kawasan Hutan Lindung Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah” dilakukan oleh Dwi Arum Sari sebagai ketua pelaksana, Kurnia Cahyani, Violeta Bella Sandyra, Muhammad Anand Ardhiansyah, dan Aziz Purnomosidi sebagai anggota. Mereka adalah mahasiswa biologi UNY.
Arum menjelaskan, setelah melakukan observasi dan proses identifikasi, ditemukan 36 spesies Lepidoptera (kupu-kupu). Sudah 30 spesies telah berhasil di identifikasi. 30 spesies tersebut dari family Nympalidae, Papilionidae, Pieridae, dan Hisperidae. Beberapa sampel spesies yang berhasil diidentifikasi adalah  Papilio peranthus, Papilio polytes javanus, Papilio aristolociae adamas, Cirrochroa thyce rotundata, Ideopsis juventa, Idea stoli stoli, Tanaecia trigerta trigerta.
“Berdasarkan hasil identifikasi, ada 6 spesies yang belum teridentifikasi nama spesiesnya (unidentified spesies). Rencananya 6 spesies tersebut akan kami beri nama  Elymnias aruma, Danaus aziza, Danaus bellae, Chetosia ananda, Mycaelesis galaya dan  Melanistis kurniae,   ,” ungkapnya
Di pulau Nusakambangan, papar Arum,  kami mendapati spesies yang masuk dalam redlist CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) yaitu Troides Helena, dan Troides hypolitus. Kedua spesies tersebut merupakan kupu-kupu yang dilindungi oleh dunia internasional dan keberadaannya hampir punah. Kedua spesies ini patut untuk dikonservasi.
Arum juga menjelaskan, Indonesia adalah negara yang terdiri dari ribuan pulau. Dan hanya dari pulau Nusakambangan saja sudah ditemukan 6 spesies yang belum teridentifikasi (unidentified species) dan spesies langka yang hampir punah juga ditemukan.  Ia dan teman-temannya lantas sadar bahwa Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan biodiversitasnya.
Menurutnya, sangat diperlukan ekspedisi lebih lanjut untuk mengungkap kekayaan biodiversitas yang dimiliki Indonesia yang sebenarnya. Apalagi kita sebagai generasi penerus bangsa harus bersyukur, dan rasa syukur itu harus kita wujudkan dalam bentuk mengenal, mencintai, dan menjaga kekayaan negeri ini. (witono)