SEMINAR ILMIAH NUKLIR DI FMIPA UNY

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997, tentang Ketenaganukliran maka Pemerintah membentuk Badan Pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, yang bertugas melaksanakan pemanfaatan tenaga nuklir meliputi penelitian dan pengembangan, penyelidikan umum, eksplorasi dan eksploitasi bahan galian nuklir, produksi bahan baku untuk pembuatan dan produksi bahan bakar nuklir, produksi radioisotop untuk keperluan penelitian dan pengembangan, dan pengelolaan limbah radioaktif. Oleh karena itu Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian, bertugas Pengelolaan Tenaga Nuklir dimana salah satu divisinya yaitu Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir bertugas melakukan penelitian tentang teknologi reaktor, keselamatan reaktor dan sistim keselamatan reaktor. Topik yang terkait dengan kegiatan litbang tersebut antara lain kajian dan desain teras reaktor, kajian dan desain sistem pendingin, analisis kecelakaan, kajian dan evaluasi sistem keselamatan. Demikian dikatakan Dr. Setiyanto, M.Sc Direktur Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN) BATAN Jakarta dalam seminar ilmiah “Peranan Litbang Teknologi dan Keselamatan PLTN di Perguruan Tinggi dalam percepatan program PLTN di Indonesia” yang diselenggarakan di Ruang Seminar Perpustakaan jurusan Fisika FMIPA UNY pada Selasa, 20 April 2010. Dalam seminar yang dihadiri oleh sejumlah dosen dan mahasiswa jurusan pendidikan fisika FMIPA UNY tersebut Setiyanto mengungkapkan, dengan adanya krisis energi di Indonesia maka pembangunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) akan dipercepat, dan sosialisasi tentang PLTN yang dijadwalkan hingga tahun 2014 harus sudah selesai pada akhir tahun 2010. PTRKN akan melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi dan keselamatan reaktor untuk mendukung evaluasi desain teknis dan keselamatan reaktor nuklir serta mengoptimalkan fasilitas dan infrastruktur litbang.
Dalam sambutannya Dekan FMIPA UNY Dr Ariswan mengatakan bahwa teknologi nuklir mau tidak mau akan dikembangkan di negeri ini tinggal bagaimana kita menangkap peluang kemajuan teknologi yang akan datang. Oleh karenanya mahasiswa MIPA jurusan pendidikan fisika dapat mengambil skripsi tentang nuklir. Guru Besar dan ahli nuklir dari BATAN Yogyakarta Prof. Sardjono menyampaikan bahwa program PLTN menurut Perpres th 2006 ditargetkan pada tahun 2025 pemerintah minimum harus ada 17% energi dari energi yang terbarukan dimana 2% adalah energi nuklir, 2% batubara cair, 3% Pusat Listrik Tenaga Surya, 5% biomassa, mikrohidro dan lain-lain. Sardjono merasa gembira karena mahasiswa telah mendapatkan perkuliahan tentang fisika atom dan fisika inti. Pelajaran fisika reaktor direncanakan akan dimasukkan dalam kurikulum mahasiswa semester 4 keatas sehingga dapat lebih mudah mempelajari penelitian yang berhubungan dengan keselamatan karena keamanan PLTN harus bisa dibuktikan secara ilmiah. Perangkat lunak yang digunakan seperti  FLUENT 6.2, RELAP/SCDAP-MOD3.2, SAPHIRE v5.0 dan sebagainya yang dimiliki BATAN Jakarta. Peluang kerjasama penelitian juga terbuka, selain itu perguruan tinggi juga diharapkan dapat menyosialisasikan tentang PLTN pada masyarakat luas.