Guru Harus Menemukan Cara Tepat Menstransfer Teori Baru Kepada Siswa

Sebagai seorang matematikawan dan ilmuwan, kita selalu bekerja untuk memperkaya teori, tetapi sebagai guru matematika dan ilmu pengetahuan atau pendidik kita harus menemukan cara yang tepat bagaimana untuk mentransfer teori-teori baru kepada siswa.
Untuk batas tertentu melakukan penelitian dalam matematika dan ilmu pengetahuan secara efektif kita tidak hanya menggunakan metodologi penelitian kuantitatif, tetapi kami juga menggunakan metodologi penelitian kualitatif, bahkan kita menggunakan keduanya bersama-sama. Berdasarkan permintaan perubahan manusia dan kondisi ekologi berubah dan tantangan, matematika dan ilmu pengetahuan selalu membutuhkan penelitian baru. Ini berarti bahwa tidak ada kata berhenti melakukan penelitian  dalam kehidupan akademik.
Demikian disampaikan Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., pada International Conference on Research, Implementation and Education of Mathematics and Sciences (ICRIEMS) 2014, di Auditorium UNY, Senin, 19/5. Kegiatan yang merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis UNY ke-50 ini diikuti oleh sekitar 379 peserta termasuk para pejabat LPTK se-Indonesia, guru, dll. Selain itu acara ini juga dihadiri tamu dari Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia.
Lebih lanjut dikatakan, beberapa orang mengatakan bahwa belajar sains dan matematika  cukup sulit. Saya percaya bahwa anda sebagai ahli dalam matematika dan ilmu pendidikan dapat memodifikasi metode belajar dan mengajar berdasarkan kondisi siswa dan lingkungan di mana proses pembelajaran terjadi.
Sementara itu, Ketua Panitia, Dr. Slamet Suyanto mengatakan, pada ICRIEMS 2014 kami menghadirkan keynote speakers yaitu Prof. David F Treagust (Curtin University), Prof. Dean Zollman (Kansas University US), Dr. Amy Cutter-Mackenzie (Southern Cross University Australia), Asst. Prof. Dr. Duanhjai Nacapricha (Mahidol University), dan Prof. Tran Vui (Hue University Vietnam). (witono)