Mahasiswa UNY JUARA II LITM DIKPORA DIY

Mahasiswa UNY kembali menorehkan prestasi dengan meraih juara II pada Lomba Inovasi Teknologi Mahasiswa (LITM) DIKPORA DIY yang dilaksanakan 28 Maret 2015 di Gedung Pascasarjana Universitas Sarjana Wiyata Tamansiswa. Dalam lomba ini terdapat 6 bidang yaitu pendidikan, industri kreatif, pariwisata, obat tradisional, makanan tradisional, energi terbarukan. Universtias Negeri Yogyakarta (UNY) mengirimkan delegasi untuk mengikuti kompetisi pada bidang Pendidikan. 
Para mahasiswa tersebut yaitu Rizal Burhanudin (Pendidikan Fisika), Siti Mufidah (Pendidikan Matematika), Muhammad Wahyu Arif (Kimia), Septi Puji Rahayu (Pendidikan Matematika), Fithroh Rosinah (Pendidikan Luar Biasa), Wahyu Putra (Pendidikan Mekatronika)
Dijelaskan Rizal, bahwa LITM ini merupakan acara tingkat provinsi yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY. Tujuan diadakannya LITM yaitu untuk mengembangkan gagasan baru yang inovatif, dapat diimplementasikan di masyarakat, dan memunculkan usaha-usaha baru berbasis teknologi dan inovasi, sehingga dapat mendukung tercapainya visi DIY tahun 2015. 
Tim UNY berhasil meraih juara II pada bidang Pendidikan yang di umumkan 17 April 2015. Dengan mengusung karya tentang pembelajaran kitab kuning braille yang dilengkapi output suara dengan mikrokontroller bagi santri tunanetra. 
Secara singkat, kitab kuning adalah kitab wajib atau kitab kunci yang harus dipelajari santri di pesantren-pesantren konvesional. Baik dengan metode sorogan, bandongan, halaqoh, hafalan, serta berkewajiban untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Para pengamat pendidikan menilai bahwa pendidikan karakter di pesantren lebih efektif dibandingkan dengan pendidikan karakter di   persekolahan
Maka dari itu, kami berinisiatif membuat kitab kuning braille untuk santri-santri yang berkebutuhan khusus dalam hal ini tunanetra agar mereka juga dapat belajar mandiri tentang pendidikan karakter islami. Penggunaan kitab kuning braille juga sangat mudah dan portable. Dalam setiap halaman kitab kuning braille dilengkapi tombol yang berfungsi untuk membacakan isi dari lembar atau halaman tersebut. Jika santri akan membaca halaman tersebut maka hal pertama yang dilakukan adalah menekan tombol pada halaman tersebut, kemudian setelah suara keluar dari headset atau speaker santri akan mulai membaca bersamaan dengan mendengarkan. Suara yang keluar mempunyai muatan arti dan makna yang ada di dalam kitab kunig selain bacaan arabnya. Tujuan menggunakan metode dua arah ini yaitu agar santri tunanetra mampu belajar mandiri kitab kuning tanpa harus didampingi dengan pengajar dan dapat meningkatkan kecepatan pemahaman materi pendidikan karakter.   
Harapan kedepannya yaitu semoga kitab kuning braille ini menjadi bahan masukan untuk pemerintah dan instansi pendidikan tentang permasalahan pendidikan karakter pada tunanetra. Sehingga selanjutnya dapat diproduksi secara massal untuk santri tunanetra islam. (rizal/witono)