Resah dengan minimnya kawasan hijau di perkotaan akibat keterbatasan lahan, lima mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membawa hutan ke dalam ruangan melalui inovasi produk bernama Terrarium.qu. Mahasiswa tersebut adalah Muhamad Rizky Hadiningrat dari Fisika, Dian Narmada Asri dari Pendidikan Kimia, Fiqry Prayoga dari Pendidikan Kriya, Rizki Aulia Apliananta dari Pendidikan Kriya, dan Alifia Salsabiila Putri Maharani dari Pendidikan Ekonomi.
Terrarium.qu mengusung konsep penanaman tanaman hias khas hutan hujan tropis dalam wadah kaca. Rizky, CEO Terrarium.qu, menjelaskan bahwa inovasi ini dilandaskan falsafah Memayu Hayuning Bawana yang bermakna memperindah dunia sehingga Terrarium.qu didesain dengan memperhatikan estetika ruangan. “Kami tidak asal menanam tanaman hias di dalam wadah kaca, tetapi kami sangat memperhatikan detail dan estetika sehingga Terrarium.qu menjadi dekorasi ruangan hijau yang bermakna,” ungkap Rizky. Penautan unsur budaya ke dalam Terrarium.qu menjadi salah satu upaya Terrarium.qu untuk mendukung Asta Cipta poin ke-8, yaitu memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis antara lingkungan, alam, dan budaya.
Lebih dari sekadar dekorasi ruangan hijau, Terrarium.qu juga dirancang sebagai media relaksasi. Penggunaan tanaman hias khas hutan hujan tropis memberi vibes ketenangan dan kesegaran di dalam ruangan. Selain itu, Dian, COO Terrarium.qu, menjelaskan bahwa aktivitas menanam tanaman hias dalam wadah kaca mampu meningkatkan sekresi serotonin, yaitu hormon yang menghasilkan efek antidepresan pada perilaku (Park, et al., 2020). “Saat menanam tanaman dalam wadah kaca, ada interaksi langsung antara tubuh dengan media tanam dan tanaman. Menurut penelitian, interaksi ini merangsang otak untuk memproduksi hormon serotonin. Hormon ini mengatur suasana hati agar tetap stabil, tidak mudah emosional,” paparnya. Oleh karena itu, Terrarium.qu dipasarkan dalam dua varian, yaitu varian ready to display (siap pajang) dan varian kit (dirakit sendiri oleh konsumen). Masing-masing varian tersedia dalam tiga ukuran, yaitu medium, premium, dan spesial.
Fiqry sebagai Product Manager Terrarium.qu, menjelaskan bahwa satu produk Terrarium.qu berisikan tanaman hias khas hutan hujan tropis meliputi pakis, Crypthantus, Fittonia, dan Moss. Satu produk Terrarium.qu juga dilengkapi dengan media tanam, meliputi pasir malang, pasir pantai, pasir silika, sekam, dan cocopeat; tools menanam dan merawat, meliputi pinset, sendok, dan botol semprot; tambahan aksesoris sebagai hiasan, meliputi batu coral/kerang/batu estetik; serta kartu panduan merawat dan menanam. “Usaha kami tidak bertujuan meraih profit semata, melainkan ada beberapa tujuan mulia yang hendak kami capai. Oleh karena itu, alat dan bahan baku produksi dipasok dari petani dan pengrajin lokal untuk mendukung ekonomi berkelanjutan yang tumbuh dari akar lokal. Kami juga berusaha menumbuhkan minat masyarakat terhadap seni yang dikemas dalam terarium, produk yang memadukan harmoni lingkungan, alam, dan budaya,” tambahnya.
Saat ini, Terrarium.qu dipasarkan secara online dan offline. Tim telah bermitra dengan petani dan pengrajin lokal di Yogyakarta, serta berkolaborasi dengan organisasi yang mendukung gerakan peduli lingkungan, seperti Indonesia Vegetarian Society (IVS) dan Vegan Society of Indonesia (VSI). Terrarium.qu juga aktif meramaikan pameran lokal, termasuk expo di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta. Rizki Aulia sebagai CMO Terrarium.qu menjelaskan bahwa promosi Terrarium.qu akan dilakukan secara masif. Kedepannya, Terrarium.qu akan menambah jalinan mitra dan kolaborasi untuk memperluas jaringan pasar dan memperkuat daya saing produk. “Kami juga menarik konsumen lewat platform digital. Kami aktif di media sosial untuk promosi dan edukasi. Di samping itu, kami sangat menjaga loyalitas konsumen, jadi kami selalu menyediakan promo menarik seperti diskon dan voucher produk. Bahkan kami membuat komunitas di media sosial untuk mempersilakan konsumen berkonsultasi dan klaim garansi,” tambahnya.
Alifia sebagai CFO Terrarium.qu telah menganalisis kelayakan usaha Terrarium.qu dan mengungkapkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Kelayakan ini tervalidasi melalui Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Terrarium.qu dinyatakan lolos sebagai usaha tahap awal yang berhak menerima pendanaan senilai maksimal 15 juta. Selain itu, usaha ini juga dinyatakan lolos pada program Inkubator Bisnis yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Yogyakarta. Prestasi lain yang membanggakan, Terrarium.qu berhasil meraih Juara I kategori Produk Kreatif dalam kompetisi Lomba Inovasi Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (LIKMI) yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Yogyakarta, mengalahkan 2.076 peserta lainnya. (tyas/ratna).