Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kembali mengukir prestasi membanggakan melalui inovasi riset yang menggabungkan isu kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) yang didukung pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, Azahra Yasami—mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi—bersama tim peneliti muda berhasil menciptakan terapi alternatif tuberkulosis (TBC) berbasis liposom biomimetik dari daun sambiloto dan limbah kulit udang.
Gagasan riset ini muncul dari keprihatinan terhadap tingginya angka TBC di Indonesia. Laporan World Health Organization (WHO) tahun 2023 mencatat Indonesia sebagai negara dengan kasus TBC terbanyak kedua di dunia setelah India, dengan lebih dari satu juta kasus aktif dan sekitar 93 ribu kematian per tahun. Selain penyebarannya yang masif, obat-obatan TBC konvensional sering menimbulkan efek samping seperti gangguan pencernaan, mual, dan nyeri sendi, sehingga memperlambat proses pemulihan pasien.
Menanggapi kondisi tersebut, tim yang terdiri dari Muhammad Izzatul Ikhsan (Biologi), Fatahilah Annashiry (Kimia), Alika Azimatinur Raudha (Matematika), dan Marwa Husna (Pendidikan Kimia) menawarkan solusi berbasis bioteknologi. Mereka memanfaatkan andrographolide—senyawa antibakteri alami dari daun sambiloto—dan menggabungkannya dengan kitosan hasil olahan limbah kulit udang untuk membentuk sistem penghantaran obat (drug delivery system/DDS) yang lebih stabil dan tepat sasaran.
“Daun sambiloto terbukti mampu menghambat bakteri penyebab TBC hingga 87,6% dalam tujuh hari. Namun, karena sifat senyawanya tidak stabil, kami mengembangkan teknologi liposom berlapis kitosan agar senyawa aktif bisa bertahan lebih lama dan langsung bekerja di paru-paru,” jelas Azahra (16/10/25).
Penelitian dilakukan di Laboratorium IDB dan Laboratorium Kimia FMIPA UNY, Laboratorium Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII), serta LPPT Universitas Gadjah Mada (UGM). Dengan metode hidrasi lapis tipis, tim berhasil menghasilkan partikel nano liposom yang stabil dan homogen sebagai penghantar obat. Hasil uji in vitro membuktikan efektivitas formulasi tersebut dalam menghambat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab utama TBC.
Dr. Supardi, dosen pembimbing FMIPA UNY, menegaskan pentingnya riset ini untuk kemandirian farmasi Indonesia. “Penelitian ini tidak hanya menjawab tantangan kesehatan nasional, tetapi juga memanfaatkan sumber daya lokal untuk mendukung pengembangan terapi berbasis bahan alam. Inovasi mahasiswa ini menunjukkan peran FMIPA UNY dalam menghasilkan riset terapan yang relevan dan berkelanjutan,” ujarnya.
Selain memberikan kontribusi bagi dunia medis, penelitian ini turut mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs #3) yaitu Kesehatan, dan SDGs #12 Konsumsi dan Produksi. Pemanfaatan limbah kulit udang sebagai biopolimer alami menjadi bentuk nyata penerapan prinsip ekonomi sirkular.
Muhammad Izzatul Ikhsan berharap riset ini dapat dikembangkan menjadi terapi inhalasi TBC yang lebih aman, efisien, dan terjangkau. “Kami ingin penelitian ini menjadi pijakan awal untuk menghadirkan pengobatan TBC yang inovatif berbasis kekayaan alam Indonesia,” ujarnya.
Melalui kegiatan PKM-RE, FMIPA UNY terus mendorong lahirnya penelitian lintas disiplin yang memberikan solusi konkret bagi permasalahan bangsa, sekaligus memperkuat peran kampus sebagai pusat inovasi sains dan teknologi terapan di tingkat nasional. (dedy/ratna/witono).