Kuliah Umum Assist.Prof. Dr. Roseleena Anantanukulwong dari Yala Rajabhat University, Thailand

Assist.Prof. Dr. Roseleena Anantanukulwong dari Faculty of Science Technology and Agriculture, Yala Rajabhat University, Thailand, memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Roseleena Anantanukulwong berada di FMIPA UNY selama beberapa hari (28/11-4/12/23) untuk menjadi dosen tamu di Departemen Pendidikan IPA.
Pada kesempatan tersebut Roseleena menyampaikan materi tentang Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Sains. Dia memberikan contoh beberapa jenis makanan dan budaya yang tergolong dalam kearifan lokal.
Roseleena mengatakan, istilah kearifan lokal disebut juga pengetahuan asli, atau pengetahuan tradisional. Kearifan lokal merupakan kumpulan pengetahuan yang diperoleh dari serangkaian kegiatan, seperti mengamati, menganalisis, menafsirkan, dan mencapai kesimpulan. Berkaitan dengan lokal (daerah, tempat/lokal), maka kearifan lokal tidak lain hanyalah kumpulan pengetahuan hasil pemikiran dan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat pada suatu tempat (daerah) atau lokasi.
Tentang bagaimana cara mengintegrasikan kearifan lokal dalam pembelajaran sains, Roseleena menjelaskan yaitu dimaknai sebagai nilai luhur yang dipegang dan dipelihara oleh suatu masyarakat yang bertujuan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup di kawasannya. Mencuplik dari beberapa pendapat ahli, Ia mengatakan, menjadikan kearifan lokal sebagai bahan pembelajaran mutlak diperlukan penjelasan ilmiah (Ilmu konsep) tentang fenomena budaya yang ada di sekitar siswa (kearifan lokal). Pendapat lain mengatakan bahwa dengan ciptakan lingkungan belajar yang dapat membantu siswa memahami hubungan dunia kehidupannya dengan apa yang dipelajarinya di sekolah. Dengan kearifan lokal, peserta didik dapat mempelajari nilai-nilai budaya yang dapat mempengaruhi sikap, perilaku, dan keterampilan berpikir.
Tantangan bagi guru sains, yaitu masih sangat sedikit guru yang mengintegrasikan kearifan lokal daerahnya dengan pembelajaran IPA. Salah satu penyebab yang sering disebutkan adalah kurangnya contoh pembelajaran dan cara mengintegrasikannya. Cara merancang kearifan lokal untuk kelas sains dapat dilakukan dengan beberapa cara. Yang pertama adalah dengan wawancara mendalam dengan pakar lokal, kemudian menyusun konsep ilmu pengetahuan agar sesuai dengan kearifan lokal.
Langkah selanjutnya adalah dengan desain pengajaran. Pilih metode pengajaran yang responsif terhadap kearifan lokal. Selanjutnya adalah implementasi dan penilaian. Pembelajaran aktif dan penilaian formatif terhadap kemajuan pembelajaran dalam konsep sains.
“Guru sains juga dapat memasukkan kearifan lokal ke dalam pengelolaan kelas dan praktik pembangunan komunitas. Misalnya, menerapkan praktik lingkaran, di mana siswa duduk melingkar dan berbicara secara bergiliran, dapat membantu menciptakan lingkungan kelas yang lebih inklusif dan saling menghormati. “Tongkat bicara”, yang digunakan dalam beberapa budaya pribumi untuk menunjuk orang yang mempunyai pendapat selama diskusi, dapat diadaptasi untuk digunakan di kelas guna mendorong komunikasi yang saling menghormati”, ungkapnya. (witono)