Bubbar (Buku Belajar Berbasis Augmented Reality)

Dewasa ini masih banyak pihak beranggapan bahwa berhasil tidaknya proses pembelajaran di sekolah tergantung pada kinerja guru. Guru seolah-olah menjadi satu-satunya sumber ilmu bagi siswa. Sejak sekolah dasar guru selalu menuntun siswa dalam proses pembelajaran. Bahkan hingga tingkat sekolah menengah atas terdapat banyak siswa yang masih bergantung pada guru dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini tentu tidak sesuai dengan tujuan pendidikan. Oleh karena itu kebiasaan belajar siswa ini harus diubah ke arah model pembelajaran yang lebih baik yaitu model pembelajaran konstruktivisme.
Salah satu alat pendukung yang dapat digunakan dalam model belajar konstruktivisme adalah media pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam belajar. Buku teks atau buku pelajaran adalah media pembelajaran yang paling banyak dan mudah digunakan sampai saat ini. Namun dalam perkembangannya buku tidak selalu dapat menyajikan informasi visual yang dibutuhkan oleh siswa dalam memahami materi yang ajarkan.
Oleh karena itu,  mahasiswa FMIPA UNY yang terdiri Bangkit Sudrajad, Purwoko Haryadi Santoso, Tika Asnay Aswiya,  Adzan Ramadhan D. P. membuat Bubbar (Buku Belajar Berbasis Augmented Reality) Sebagai Media Pembelajaran Kreatif dan Inovatif untuk Mengembangkan Model Belajar Konstruktivisme pada Siswa SMA.
“Kami mengharapkan, Bubbar ini bisa menjadi solusi yang tepat sebagai media pembelajaran kreatif dan inovatif untuk mengembangkan model belajar konstruktivisme pada siswa SMA. Bubbar dibuat dengan memasukkan konten Augmented Reality (AR) ke dalam buku pelajaran,” papar Bangkit.
Diterangkan, Augmented Reality sendiri adalah penggabungan antara objek virtual dengan objek nyata, bersifat interaktif secara real time, dan bentuknya dapat bermacam-macam. Augmented Reality bisa dibuat dengan berbagai software Library Augmented Reality salah satunya ARToolkit. Dengan ARToolkit dapat dibuat aplikasi AR dan Marker (gambar berpola) yang saling mengintegrasikan konten AR dengan buku pelajaran.
Kami mengharapkan dengan terciptanya buku pelajaran dan aplikasi Augmented Reality yang saling terintegrasi bisa mendukung model pembelajaran konstruktivisme pada siswa SMA. Dengan demikian siswa tidak harus selalu bergantung kepada guru dalam poses belajar. Siswa dapat belajar sendiri dari buku pelajaran berbasis Augmented Reality yang dapat menampilkan berbagai informasi visual seperti gambar, grafik, model animasi tiga dimensi, atau video pembelajaran guna memdukung pemahamannya. (witono)