Etika Kurang Baik Penyebab Orang Kehilangan Pekerjaan

Sebanyak 87% orang yang kehilangan pekerjaan atau macet karirnya adalah disebabkan karena tidak memiliki etika kerja yang baik. Berdasarkan survey, kualitas lulusan perguruan tinggi yang diharapkan dunia kerja, ternyata nilai (IPK) hanya menempati urutan ke 17. Sedangkan urutan teratas yaitu kemampuan komunikasi , diikuti oleh kejujuran/integritas, kemampuan bekerjasama, kemampuan interpersonal, beretika, dll.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Ali Mahmudi, Kaprodi Pendidikan Matematika FMIPA UNY pada acara Pelatihan Softskill bagi mahasiswa FMIPA UNY. Pelatihan yang dilaksanakan Jumat-Sabtu (2-3/5/14) di FMIPA ini diikuti oleh 400 mahasiswa.
Lebih lanjut dikatakan, jadi ternyata yang harus dipelajari oleh mahasiswa banyak sekali. Dan hal tersebut tidak secara eksplisit tertulis di kurikulum, meskipun itu kita sebut kurikulum yang tersebunyi.
Untuk menghadapi masa depan yang belum jelas, jika kita hanya mempelajari apa yang sekarang sudah ada itu tidak akan bisa. Maka salah satu yang bisa dikembangkan adalah keterampilan berfikir.
“Ilmu yang dipelajari hari ini boleh dilupakan. Tapi kemampuan berfikir yang dilatihkan selama perkuliahan, kemampuan berfikir kritis, itu tetap diperlukan oleh segala jenis pekerjaan,” Lanjut Ali.
Pembicara lain, Prof. Dr. Sri Atun, dosen Pendidikan Kimia FMIPA UNY dalam paparannya mengatakan, setiap orang punya cita-cita. Dan setiap cita-cita pasti akan ada kendala. Jika  cita-cita tidak kuat / apa adanya maka cita-cita tersebut akan tertutup kendala. Misalnya untuk mengajukan beasiswa harus mengumpulkan syarat-syarat dan malas untuk mencarinya maka orang itu gagal meraih cita-cita mendapat beasiswa.
Dari hasil survey yang telah ada, Sri Atun menjelaskan bahwa dari sekelompok orang, 27% orang yang tidak punya cita-cita jelas maka dalam kurun 10 tahun mendatang oaring-orang tersebut menjado orang gagal. 60% oaring mempunyai cita-cita tapi tidak jelas maka menjadi orang rata-rata. Sedangkan 10% orang punya cita-cita jelas maka mereka menjadi orang yang sukses, dan 3% orang yang punya cita-cita tertulis maka dalam 10 tahun mendatang menjadi orang yang sangat sukses.
Sri Atun juga menjelaskan, bahwa untuk sukses akademik yaitu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi memerlukan keteraturan, disiplin belajar, konsentrasi dan manajemen waktu yang baik serta memanfaatkan perpustakaan sebagai pendukung dalam belajar. (witono)