DALAM SEHARI JURDIK FISIKA FMIPA UNY TERIMA 3 KUNJUNGAN UNIVERSITAS

Keberadaan FMIPA UNY saat ini semakin diakui kiprah dan keberadannya di masyarakat. Banyaknya sekolah dan perguruan tinggi negeri dan swasta yang berkunjung ke FMIPA UNY membuktikan hal tersebut. Seperti yang terjadi pada hari Rabu, 3/6/15, Jurusan Pendidikan Fisika menerima kunjungan dari 3 perguruan tinggi sekaligus, yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Pendidikan Ganesha, UIN Makasar.
Tamu dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diterima oleh sekretaris jurusan Yusman Wiyatmo, M.Si., di ruang Astronomi . Pada kesempatan tersebut juga diselenggarakan stadium general dengan pembicara Prof. Suparwoto, M.Pd., guru besar FMIPA UNY dengan judul Peran Dan Kesiapan Pengajar Fisika Dalam Menghadapi Pasar Bebas Asean. Sedangkan tamu dari Universitas Pendidikan Ganesha dan UIN Makasar di terima oleh ketua jurusan Suparno, Ph.D., dan Dr. Y. Sumardi di ruang sidang FMIPA.
Dalam paparannya Suparwoto menjelaskan, tentang peran dan kesiapan pengajar fisika dalam menghadapi pasar bebas asean. Isue negatif yang melanda dunia pendidikan Indonesia diantaranya informasi yang disebar luaskan oleh media yang dikutip dari pidato pejabat, pendapat ahli pendidikan dan sebagainya seolah-olah bangsa Indonesia kecil dibanding dengan bangsa lain. 
Kesalahan dalam menangani dunia pendidikan kita terkait dengan masalah makro, medium cenderung digarap secara miro dalam level nasional. Penerapan prioritas dan kebijakan politik pendidikan saat ini cenderung masih racu dan belum menampung seluruh aspirasi bangsa Indonesia, berbagai keunggulan bangsa kita antara lain dengan modal keragaman budaya, kekayaan sumber daya alam, modal geopolitik Indonesia yang berada di antara 2 benua, Asia dan Australia yang menjadi peluang naiknya pamor bangsa belum tergarap dengan baik.
“Pasar Bebas Asean seringkali ditanggapi secara ambifalen antara lain satu sisi menjadi kesempatan bangsa RI dan peluang untuk berkembang, dan sisi yang lain sebagai hambatan  bangsa lain dalam  aspek pendidikan/pembelajaran, dibandingkan bangsa eropa dan Australia, jepang, china dan korea dsb. Selain itu perlu dukungan political will para pemimpin dalam menghadapi kemajuan IPTEKS untuk dapat sejajar dengan Negara lain”, lanjutnya.
Kontribusi Pengajar Fisika, menurut Suparwoto yaitu memikirkan aspek penguasaan ilmu pengetahuan  yang menjadi tanggung jawabnya dan menggunakan dalam peran sertanya dalam kehidupan nyata. Mengimbaskan pengalaman dan pengetahuannya agar peserta didik memiliki pribadi mandiri yang berkarakter dan mengembangkan jati diri sebagai manusia yang bertaqwa dan memelihara lingkungan sejalan dengan amanah yang dibeikan kepadanya.(Witono)