TEH HERBAL KEMANGI

Tumbuhan kemangi tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia dan sering dijumpai di pasar tradisoinal ataupun dipajang di rak-rak pasar swalayan yang dijual dalam ikatan-katan kecil. Dengan harga yang bisa dibilang relatif murah masyarakat biasa membelinya sekedar untuk lalap atau sebagai bumbu aromatik dalam masakan. Kemangi lazim digunakan dalam sajian khas Betawi seperti laksa ataupun nasi ulam. Di Jawa Barat kemangi alias surawung digunakan dalam beragam masakan Sunda yang lezat seperti ulukutek oncom leunca (tumis leunca), pais lauk (pepes ikan), laksa bogor ataupun karedok. Sementara di daerah Jawa Timur daun kemangi disajikan dengan nasi krawu, botok, rawon, trancam (urap), pencek tempe ataupun ikan bumbu pesmol yang rasanya kurang pas dan juga kurang nikmat tanpa daun kemangi. Dalam khazanah masakan khas Manado — seperti bubur gurih komplet — juga dibubuhi kemangi sebagai pelengkap sajian. Di Eropa kemangi disuling dan diambil minyak atsirinya yang banyak digunakan sebagai bahan campuran pembuatan obat atau pun untuk perawatan tubuh seperti sabun mandi, biang parfum, body lotion, minyak gosok, permen pelega tenggorokan, dan juga minyak aroma terapi. Kemangi termasuk sayuran kaya provitamin A. Setiap 100 g daun kemangi terkandung 5.000 SI vitamin A. Kelebihan lainnya, kemangi termasuk sayuran yang banyak mengandung mineral kalsium dan fosfor, yaitu sebanyak 45 dan 75 mg per 100 g daun kemangi. Bangsa Indonesia sendiri secara turun-temurun memanfaatkan kemangi untuk mengatasi perut kembung atau masuk angin. Apabila kita menghadapi masalah-masalah dengan bau badan, bau mulut, atau ASI macet, dapat diatasi dengan membiasakan diri mengonsumsi lalap kemangi segar. Sari daun kemangi berkhasiat menyembuhkan diare, nyeri payudara, batu ginjal, gangguan pada vagina, dan juga dapat mengatasi albuminaria, yaitu adanya konsentrasi albumin di dalam urin. Begitu banyak manfaat kemangi tersebut sehingga mendorong sejumlah mahasiswa fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Chanel Tri Handoko, Savitri Satya Sulistyani, Andri Eko Prasetyo dari jurusan pendidikan kimia dan Artika Kristianingrum dari jurusan pendidikan matematika menyuguhkan cara lain mengkonsumsi kemangi yaitu dibuat teh herbal.
”Sayuran sederhana ini ternyata menyimpan banyak sekali khasiat yang belum diketahui orang-orang awam. Oleh karena itu perlu suatu kajian lebih lanjut untuk memanfaatkan potensi lain dari daun kemangi, salah satunya dengan pemanfaatan daun kemangi menjadi teh agar lebih mudah dikonsumsi oleh masyarakat.” kata Artika Kristianingrum, ” Di samping itu, sampai sekarang sepertinya masih belum ada badan usaha yang memproduksi teh dari daun kemangi secara besar. Hal ini tentu saja menjadi salah satu peluang usaha bagi masyarakat yang mungkin saja memberikan keuntungan yang lumayan di tengah sulitnya mencari lapangan pekerjaan saat ini.” lanjutnya. Savitri Satya Sulistyani mengungkap cara membuat teh herbal kemangi, bahan-bahan yang diperlukan adalah daun kemangi 5 ons, Umbi jahe 1 kg,  Gula pasir 2,5 kg, Serai 5 batang, Daun pandan 10 lembar. Langkah awal adalah menyiapkan bahan dasar (daun kemangi) dan mencucinya hingga bersih kemudian mengeringkan daun kemangi sampai benar-benar kering. Sementara itu jahe dicuci, dibersihkan dan dikupas, lalu diparut bersama serai dan pandan. Kemudian mencampur parutan jahe, serai, dan daun pandan tersebut lalu diperas dan dituangkan hasil perasan ke wajan dan dibuang ampasnya. Air perasan dimasak dengan api kecil dan menambahkan setengah bagian gula pasir dan diaduk hingga mengental baru mencampurkan lagi dengan sisa setengah bagian gula pasir lainnya, kemudian diaduk lagi. Adonan terus diaduk hingga kristal basah menjadi kering sambil kristal-kristal yang besar dihancurkan. Setelah semua kristal kering, kemudian dicampur dengan kemangi yang sudah dikeringkan dan menghaluskan campuran dengan mortar kemudian mengayaknya dan teh herbal kemangi siap dikonsumsi.