FENOMENA MANAJER KEGIATAN MAHASISWA

Akhir-akhir ini tampak adanya kecenderungan semakin meningkatnya kegiatan-kegiatan mahasiswa yang bersifat sebagai aktualisasi diri dan mengarah ke peningkatan kompetensi menjadi manajer kegiatan seperti pameran, pentas seni, pendidikan dan latihan, lomba-lomba, srawung ilmiah, dsb.
Fenomena menggembirakan ini menjadi indikator meningkatnya perhatian dan minat mahasiswa terhadap kegiatan manajemen organisasi. Hal ini kemungkinan dilatarbelakangi oleh meningkatnya kesadaran bahwa kemampuan mengelola kegiatan merupakan suatu kebutuhan bagi kalangan mahasiswa.
Demikian dijelaskan Eko Widodo, M.Pd., dosen Jurusan Pendidikan Fisika dan Program Studi Pendidikan IPA, FMIPA UNY, pada acara Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMM-TD) FMIPA UNY.  LKMM-TD dilaksanakan  Jumat-Sabtu (2-3/3) di ruang sidang fakultas dan diikuti oleh 55 mahasiswa yang aktif di organisasi kemahasiswaan fakultas.
Dikatakan, bagi mahasiswa yang berkeinginan berprestasi, mengelola kegiatan merupakan langkah untuk mewujudkan keinginan tersebut dan cara untuk mengaktualisasikan diri pada komunitasnya.
“Memang diakui bahwa masih banyak kendala yang dapat berakibat kurang menguntungkan terhadap motivasi menjadi manajer kegiatan dikalangan mahasiswa, antara lain masalah dana, keterbatasan masalah, keterbatasan dan sulitnya mendapatkan sponsor,” lanjutnya.
Selain hambatan tersebut, sesungguhnya permasalahan yang utama adalah  persepsi mahasiswa terhadap manajer kegiatan itu sendiri. Tidak sedikit mahasiswa yang punya persepsi bahwa manajer kegiatan menghabiskan tenaga dan waktu, dan memerlukan banyak biaya. Persepsi itu tidak sepenuhnya benar.
“Manajer kegiatan dapat dilakukan dari hal-hal yang sederhana dan bahkan dapat saja dari manajer kegiatan yang sederhana ini akan diperoleh hasil yang spektakuler. Permasalahan  berikutnya, seringkali mahasiswa dan manajer kegiatan pemula pada umumnya mengalami kesulitan dalam  menemukan gagasan awal yang akan dijadikan event,” jelasnya.
Ditambahkan, hal ini kemungkinan karena sikap kurang kritis dan responsifnya terhadap perubahan fenomena yang terjadi di sekitarnya. Sikap kritis ini antara lain dipengaruhi oleh kurangnya latihan menjadi manajer kegiatan, kurangnya kepedulian dan keterlibatan mahasiswa terhadap suatu kegiatan. DIsadari atau tidak, kendala tersebut lama-kelamaan jika tidak dikelola dengan baik akan menjadi ancaman dan berakibat menurunkan motivasi manajer kegiatan bagi mahasiswa. (witono)