PENGAMATAN BURUNG KPB BIONIC UNY DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI

Unit Kegiatan Mahasiswa Kelompok Pengamat Burung (UKM KPB) Bionic FMIPA UNY melakukan Mersi (Mersani Peksi) atau pengamatan burung di Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), tepatnya di Telaga Nirmolo, Minggu (20/11) kemarin. Kegiatan ini merupakan program dari bidang Operasional yang bertujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan kemampuan anggota KPB Bionic UNY dalam kegiatan eksplorasi burung dan habitatnya. Selain itu juga untuk meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap keanekaragaman hayati di Indonesia terutama jenis burung. Kegiatan ini dapat menjadi ajang pengenalan anggota baru dengan anggota lama serta temu kangen antar anggota senior dengan Bionicers lainnya.
"Mersi di Tlogo Nirmolo kali ini mengambil jalur ke Puncak Plawangan. Peserta dibagi menjadi 2 tim agar tidak terlalu riuh dan lebih fokus saat pengamatan," kata anggota Bionic, Andri Nugroho.
Diterangkan Andri, beberapa jenis burung yang dijumpai antara lain burung hutan seperti Kacamata biasa, Brinji gunung, Empuloh janggut, Walik kepala ungu, Srigunting kelabu dan Bentet biasa. Burung semak seperti Brencet kerdil, Brencet berkening dan Tesia jawa juga teramati. Elang ular bido dan Sikep madu asia juga masuk dalam list pengamatan. Dalam kegiatan MERSI kali ini, setidaknya ada 30 jenis burung yang tercatat.
Kawasan TNGM, lanjut Andri, telah menjadi salah satu lokasi favorit untuk pengamatan burung. Bahkan, beberapa kelompok pengamat burung di Jogja hampir dipastikan pernah melakukan pengamatan  disana. Hal ini karena kawasan TNGM memiliki potensi fauna yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan diketahui  97 jenis burung (2.714 individu, 32 famili) dan 15 jenis mamalia (167 individu, 10 famili). Dari jenis-jenis tersebut, 17 jenis burung dan 4 jenis mamalia termasuk jenis yang dilindungi menurut PP No 7 Tahun 1999, 6 jenis memiliki nilai konservasi tinggi (IUCN 2011), 9 jenis diawasi dalam perdagangan satwa langka (CITES), 23 jenis endemik Indonesia dan 2 jenis termasuk feral atau bukan sebaran alami Indonesia atau domestik. (Aghnan/witono).