TEMPE BIJI KETAPANG

Tempe merupakan makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oliogosporus, Rh. Oryzae, Rh. Stolonifer (kapang roti), atau Rh. Arrhizus. Manfaat yang terdapat dalam tempe antara lain: tempe berpotensi untuk melawan radikal bebas, tempe mengandung zat antibakteri penyebab diare, sebagai penurun kolesterol darah, sebagai pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain. Selama ini tempe lebih banyak dibuat menggunakan bahan dasar kedelai. Sekelompok mahasiswa pendidikan kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yaitu Lia Nurul Husnah, Meivitasari dan  Pradekatiwi melihat bahwa biji ketapang yang banyak ditanam di wilayah kampus mempunyai potensi untuk mendapatkan nilai tambah yaitu dibuat tempe. Menurut Lia selama ini pemanfaataan biji ketapang ini masih minim. Biji ketapang hanya digunakan sebagai pengganti biji amandel (almond) dalam kue-kue, bahan pembuatan selai, dan bahan mie yang berbahan dasar dari biji ketapang. Kebanyakan orang belum mengetahui bahwa biji ketapang memiliki gizi yang tinggi, sehingga selama ini biji ketapang hanya menjadi sampah organik. “Ternyata biji ketapang tersebut memiliki rasa yang gurih dan kandungan gizi yang tinggi antara lain: protein (25,3%), gula (16%), serat (11,75%), karbohidrat (5,8%) serta berbagai macam asam amino. Kandungan gizi tersebut merupakan kandungan gizi dari biji ketapang bersih tanpa kulitnya. Buahnya dapat dipanen setiap tiga bulan setelah mulai berbuah” kata Lia.
Meivitasari menjelaskan cara pembuatan tempe biji ketapang ini. Pertama kali siapkan bahan-bahan antara lain biji ketapang, ragi, dan daun pisang. Biji ketapang dicuci sampai bersih lalu direndam dengan ragi sehari semalam, setelah semalam biji ketapang dicuci lagi bawah air mengalir sambil membelah biji menjadi ukuran biji yang layak diragi agar kerja jamur tidak terlalu berat dan direbus sampai empuk lalu biji ketapang yang sudah direbus tadi dicuci lagi di bawah air mengalir dan tiriskan. Langkah berikutnya biji ketapang ditata dalam suatu wadah yang agak lebar dan setelah dingin bubuhi permukaan biji ketapang dengan ragi tempe sampai rata, kemudian masukkan biji ketapang yang telah diberi ragi tadi ke dalam daun pisang sebagai bungkusnya. Bungkus tempe ditutup rapat, kemudian bagian atas dan bawah bungkus ditusuk menggunakan jarum atau tusuk gigi agar udara bisa masuk. Langkah terakhir bungkusan tempe diatur dalam lemari yg telah dialasi rak berjeruji agar ada sirkulasi udaranya dan disimpan selama 36 jam dan tempe siap diolah menjadi berbagai macam makanan.
Pohon ketapang (Terminalia catappa) banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.  Pohon ini cocok dengan iklim pesisir dan dataran rendah hingga ketinggian sekitar 400 m dengan curah hujan antara 1.000–3.500 mm pertahun, dan bulan kering hingga 6 bulan. Ketapang menggugurkan daun hingga dua kali setahun, sehingga tumbuhan ini bisa tahan menghadapi bulan-bulan yang kering. Bentuk dari buah pohon ketapang ini seperti buah almond. Besar buahnya kira-kira 4 – 5,5 cm. Buah katapang berwarna hijau tetapi ketika tua warnanya menjadi merah kecoklatan. Kulit terluar dari bijinya licin dan ditutupi oleh serat yang mengelilingi biji tersebut. Kulit biji dibagi menjadi dua, yaitu lapisan kulit luar (testa) dan lapisan kulit dalam (tegmen). “Biji ketapang mempunyai kandungan gizi yang tinggi, alasan ini yang menyebabkan kami berinisiatif untuk memanfaatkan biji ketapang.” imbuh Pradekatiwi, “Produk dengan bahan dasar biji ketapang yang sudah dicoba adalah selai dan mie. Kelebihan produk biji ketapang dapat menghasilkan alternatif makanan dengan gizi yang tinggi dan dapat menjadi salah satu solusi untuk memanfaatkan sampah organik yang ada di lingkungan sedangkan kekurangannya adalah dalam pembuatan mie dimana mie cenderung tidak dapat tahan lama jika tidak diberi pengawet baik pengawet alami ataupun pengawetan buatan.”