LULIK RINA MENGAJAR IPA SAMPAI PERBATASAN MALAYSIA - SINGAPURA

Lulik Rina, Mahasiswa Pendidikan IPA FMIPA UNY mengikuti Program Praktik Pengalaman Lapangan Internasional (PPL) UNY 2017.  Program  PPL Internasional merupakan program dari Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan (KUIK) UNY yang bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) UNY. PPL Internasional adalah upaya untuk melatih mahasiswa meningkatkan  pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki dalam suatu proses pembelajaran sesuai bidang studinya masing-masing sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman faktual yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan diri sebagai calon tenaga kependidikan yang sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga akademis dalam dunia pendidikan.
Program PPL Internasional dilaksanakan 18/9 – 16/10/17. Jumlah mahasiswa yang melaksanakan program ini berjumlah 23 orang yang telah dipilih berdasarkan hasil seleksi mulai dari seleksi tingkat jurusan hingga universitas. Mahasiswa berjumlah 5 orang ditempatkan di Universitas mitra UNY yang selanjutnya akan diterjunkan pada sekolah mitra. Lulik Rina dan ke 4 temannya yaitu Muhammad Iqbal Nur Ristiyanta, Aprilia Annisa Sanie, Asri Maharani dan Siti Hoirun Nisak adalah mahasiswa yang ditetapkan di Universiti Teknologi Malaysia(UTM). Melalui UTM, Lulik ditempatkan di Sekolah Menengah Kebangsaan Mutiara Rini 2 yang beralamatkan di Skudai, Johor, Malaysia (dekat dengan Singapura).  
"Ini merupakan pengalaman yang luar biasa, saya diberikan kesempatan mengajar anak tingkatan 2 (form 2) Sekolah Menengah Kebangsaan atau setara kelas VIII SMP dengan berkebangsaan China. Mereka kurang akan berkomunikasi dengan bahasa melayu dan inggris. Keterbatasan komunikasi dengan bahasa melayu dan inggris  ini disebabkan karena Malaysia memiliki kurikulum untuk  Sekolah rendah atau SD yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu Sekolah Kebangsaan dan Sekolah Jenis Kebangsaan. Kurikulum di kedua jenis sekolah rendah tersebut adalah sama. Perbedaan antara dua jenis sekolah ini adalah bahasa pengantar yang digunakan. Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa pengantar di Sekolah Kebangsaan. Bahasa Tamil atau bahasa Mandarin digunakan sebagai bahasa pengantar di Sekolah Jenis Kebangsaan. SMK Mutiara Rini 2 dipenuhi dengan siswa dari Sekolah Jenis Kebangsaan, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi saya karena saya dituntut setidaknya memahami bahasa Mandarin, minimal paham akan kata kerja karena kita belajar di Laboratorium." kata Lulik.
Pembelajaran IPA disana, lanjut Lulik, sudah lebih modern karena menerapkan pendekatan STEM Learning. Pendekatan STEM Learning adalah pendekatan pembelajaran interdisiplin antara Science, Technology, Enginering and Mathematics. Pendekatan ini mampu menciptakan sebuah sistem pembelajaran berbasis masalah.
“Dan saya sebagai mahasiswa praktik mengajar IPA menerapkan pendekatan STEM tersebut untuk mengajar anak didiknya. Lulik merancang kegiatan berbasis masalah untuk mendorong siswa berperan aktif untuk menghubungkan antara pengetahuan dan keterampilan sehingga solusi yang diberikan menunjukkan bahwa peserta didik mampu untuk menyatukan konsep abstrak dari setiap aspek”, terang mahasiswa angkatan 2014 ini.
Selama mengikuti kegiatan PPL Internasional, tidak ada kesulitan yang berarti. Ia merasa senang dapat belajar dan menerapkan ilmunya di lingkungan yang baru. SMK Mutiara Rini 2 memiliki siswa dengan mayoritas siswa berkebangsaan China dan India(Tamil), justru siswa yang melayu memiliki jumlah yang sedikit. Menurutnya, dengan bersama mereka justru ia dapat belajar memahami arti perbedan dan kebhinekaan. Untuk belajar bersama, mereka singkirkan dulu tentang perbedaan agama, ras hitam dan ras putih. Mereka dapat saling menghargai dan bekerja sama. Itu adalah hal yang luar biasa.
Dijelaskan Lulik, mereka memiliki karakter yang baik dan memilih pendidikan yang baik, tapi peran pendidikan tidak terlepas dari peran orang tua. Orangtua mereka sebagian besar adalah pekerja di Singapura, mereka seperti kekurangan motivasi dan kasih sayang dari orang tua  sehingga apa yang diperoleh dari sekolah tidak diimbangi dengan peran orang tua akibatnya nilai merekapun standart. Adapun kesuluruhan kegiatan ini dapat memberikan pengalaman untuknya tentang bagaimana memecahkan masalah dalam kegiatan belajar mengajar dan bagaimana menghadapi siswa di setiap saat, serta memberikan pengalaman dan pemahaman mengenai kedudukan, fungsi, peran, tugas dan tanggung jawab sebagai guru dan manajemen sekolah secara nyata. (widi/ind/witono)