IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN FAMILI TALAS-TALASAN

Tumbuhan talas-talasan, tumbuhan ini banyak terdapat di Kebun Raya Baturraden, Jawa Tengah. Hal ini menarik minat mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY  untuk melakukan studi ekskursi disana yang dilaksanakan 18-19/11/16. Mereka adalah Nurul Jannah Yuliani, Intan Fajar Cahyanti, dan  Novita Dwi Amandani. 
Nurul menjelaskan, di hutan alami Kebun Raya Baturraden, kami melakukan identifikasi keanekaragaman  tumbuhan talas-talasan dan  komponen abiotik dimana tumbuhan talas-talasan tersebut ditemukan. Identifikasi dilakukan dengan teknik plot berukuran 2x2 meter. Pada identifikasi ini dibuat 2 plot di lokasi yang berbeda. Pengukuran faktor abiotic pada setiap plot dilakukan dengan 3 kali pengulangan. Dua plot yang kami buat tersebut dinamakan area I dan area II berdasarkan talas-talasan yang kami temukan. Komponen abiotik yang kami ukur adalah suhu, intesitas cahaya, kecepatan angin, pH tanah dan kelembapan udara.
“Talas-talasan termasuk dalam famili Araceae. Berdasarkan hasil pengamatan kami, terdapat hasil perbandingan keanekaragaman tumbuhan famili Talas-talasan yang tumbuh pada area I dan area II yaitu pada area I ditemukan dua jenis talas-talasan yaitu Colacasia sp. dan Alocasia sp. Area ini berada pada ketinggian 970 m. Sedangkan pada area II pada ketinggian 980 m, ditemukan dua jenis talas-talasan yaitu Colacasia sp. seperti yang ditemukan pada area I selain itu ditemukan Xanthosoma sp”, jelas Nurul.
Lebih lanjut dikatakan, ciri-ciri talas-talasan yang kami temukan yaitu Colacasia sp. yaitu mempunyai batang hijau pendek, daun berwarna hijau kecil, berbentuk hati yang memanjang. Sedangkan, Alocasia sp. mempunyai batang hijau pendek, daun berwarna hijau dan terdapat bercak putih pada daun. Xanthosoma sp. mempunyai batang hijau panjang, daun hijau polos lebar, dan berbentuk hati yang memanjang. Di hutan alami Kebun Raya Baturaden itu sendiri sebenarnya terdapat berbagai jenis Araceae. Hasil yang kami peroleh tersebut hanyalah famili talas-talasan yang kami jumpai pada kedua buah plot di track yang kami lalui. 
Kondisi abiotik area I dan area II hampir sama, perbedaan yang ada tidak terlampau sangat jauh. Dilihat dari suhu lingkungan, rata-rata area I sebesar 25,67 oC sedangkan rata-rata area II yaitu 23,33 oC. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi suatu tempat, suhunya semakin rendah dimana area II berada pada ketinggian di atas area I. Rata-rata intensitas cahaya pada area I yaitu 982,67 Lux/Cd sedangkan pada area II 1037 Lux/Cd. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan rimbunnya tumbuhan yang berada di sekitar area I sehingga menutupi cahaya yang mengenai area I tersebut. Kecepatan angin pada kedua area tersebut sama yaitu 0 m/s. pH tanah di kedua area tersebut juga sama yaitu pada keadaan pH normal. Kelembaban udara pada area I memiliki rata-rata 72, 67 sedangkan pada area II yaitu 75,67.
Indeks keanekaragaman tumbuhan famili Talas-talasan pada area I dan area II rendah. Hal tersebut dikarenakan jumlah spesies di area I dan II hampir sama dan pada kedua area tersebut ditemukan jenis talas-talasan yang sama yaitu Colacasia sp.
Sementara itu, Novita menjelaskan, berdasarkan hasil identifikasai, secara umum spesies Araceae di daerah kajian dapat dikatakan relatif jarang. Hanya beberapa spesies yang memiliki tingkat regenerasi cukup tinggi dan cepat tumbuh, seperti Colocasia sp. kedapatan cukup sering dijumpai di beberapa tempat. Namun berdasarkan kriteria kelangkaan IUCN (2007) seluruh spesies Araceae yang dijumpai di kaerah kajian dikelompokan dalam kategori jarang (LC). (witono)