Ranting Patah Tulang Untuk Anti Bakteri Pada Anti Septik Gel

Luka sayat atau bakar sangat  rentan  terhadap berbagai  bakteri, sehingga dapat menyebabkan infeksi. Biasanya untuk luka sayat ataupun bakar digunakan povidoniodine 10% agar luka cepat kering dan mematikan bakteri agar tidak terjadi infeksi. Namunpovidoniodine 10% ini dapat menyebabkan efek samping, sehingga
perlu ada alternatif lain untuk menyembuhkan luka secara aman.
Untuk memberikan alternatif pengobatan luka tersebut mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY  memanfaatan ekstrak ranting patah tulang (Euphorbiatirucalli) sebagai alternatif anti bakteri staphylococcus aureus pada anti septik gel. Mereka adalah M. Robby Febrianto S, Dian Ernawati, Yulia Arie Astuti.
“Menurut penelitian, ranting   patah tulang mengandung glikosida, sapogenin, dan asam elagat. Glikosida merupakan senyawa yang terbentuk dari kondensasi antara gugus hidroksil pada karbon anomerik monosakarida atau      residu monosakarida  dengan  senyawa kedua yang dapat bukan monosakarida lain (aglikon),” terang Robby.
Tahap penelitian meliputi Pembuatan Sampel dan Formulasi, dilanjutkan uji efektifitas antibakteri  terhadap  pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan membuat media. Tahap selanjutnya melakukan pengujian kepada tikus putih untuk mengetahui efektifitas berbagai konsentrasi ekstrak ranting patah tulang  sebagai obat luka luar.
Dijelaskan, pada pembuatan sampel dan formulasi awalnya menggunakan ekstrak gel lidah buaya tapi diganti menjadi gel yang dibuat dari CMC-Na, Nipagin dan Gliserol. Pengubahan metode ini dikarenakan adanya oksidasi pada formula antiseptik gel yang ditandai dengan adanya warna hijau kecoklatan yang seharusnya hijau tua. Pada pengubahan metode itu akhirnya didapatkan formulasi ekstrak ranting patah tulang dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100% yang nantinya akan dibandingkan dengan kontrol positif (Betadine) dan kontrol negatif.  
“Hasil uji bakteri didapatkan data bahwa yang paling efektif menghambat bakteri adalah ekstrak dengan konsentrasi 75% dengan diameter zona hambat sebesar 3,25 cm pada hari kedua,” lanjutnya. (witono)