STUDIBANDING HIMATIKA

Pada awal tahun 2011 sejumlah tokoh lintas agama membuat pernyataan terbuka bahwa pemerintah melakukan kebohongan publik dimana salah satu kebohongan lama yang disebutkan adalah perihal penyampaian angka kemiskinan. Pemerintah dituduh berbohong karena menyatakan jumlah penduduk miskin 2010 sebesar 31,02 juta jiwa, padahal jumlah penduduk yang menerima beras miskin 70 juta jiwa. Nah, mengapa sampai ada 2 angka kemiskinan yang jauh berbeda, padahal kedua angka tersebut sama-sama berasal dari BPS? Ternyata publik mengasumsikan rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 4 orang sehingga jumlah penduduk miskin sebanyak 17,5 juta rumah tangga dikalikan 4 orang sehingga didapat angka  70 juta, padahal sensus BPS menunujukkan bahwa Jumlah rumah tangga sasaran sebanyak 17,5 juta dengan jumlah anggota 60,4 juta jiwa. Demikian diungkapkan Windhiarso Ponco Adi P., S.Si, M.Eng, Kepala Seksi Indikator Statistik Ekonomi Badan Pusat Statistik Jakarta pada studi banding dan kunjungan profesi Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Selasa 28 Juni 2011. Lebih lanjut Windhiarso mengatakan bahwa data tersebut diambil melalui sensus dengan metodologi pendekatan kualitatif didasarkan pada ciri-ciri rumah tangga miskin. ”Komponen garis kemiskinan makanan setara dengan pemenuhan kebutuhan kalori 2100 kkal per kapita perhari dan paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi” kata Windhiarso, “Sedangkan komponen garis kemiskinan non makanan adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan yang terdiri atas 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. Garis kemiskinan tiap provinsi berbeda-beda, data tahun 2010 untuk bisa disebut miskin masyarakat di DKI Jakarta minimal berpenghasilan Rp.331.169 per bulan, sedangkan di Sulawesi Tenggara Rp.203.237, dan secara nasional Rp.211.726” tutupnya.
Himatika juga mengunjungi jurusan matematika Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran (Unpad) di Jatinangor Sumedang. Rombongan disambut oleh Prof. Dr. H. Sudrajat, M.Sc tim pengembang keahlian FMIPA Unpad, sekretaris jurusan R. Sudrajat, M.Kom, ketua hima matematika Unpad Reza Syarif dan ketua hima statistik Unpad Ari Utomo. Dikatakan Prof. Dr. H. Sudrajat, M.Sc bahwa jurusan matematika Unpad memiliki 3 bidang pembinaan yaitu minat murni, industri dan lingkungan serta komputer untuk itu perlu tindak lanjut berupa kerjasama. Menurut ketua Himatika Rizki Lazuardi kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan jalinan persaudaraan dan meningkatkan profesionalitas dalam mengelola organisasi kemahasiswaan serta menjalin hubungan dengan instansi lain. Kegiatan ini didampingi oleh dosen pembimbing Himatika FMIPA UNY Tuharto, M.Si dan Kismiantini, M.Si. Tuharto mengharapkan bahwa kegiatan ini dapat menjadi pembelajaran untuk hima matematika sekaligus ngangsu kawruh karena selama ini di kampus lebih banyak mendapatkan kajian teoritis sehingga perlu menggali ilmu diluar kampus yang lebih aplikatif sekaligus menjalin hubungan kerjasama dengan instansi lain. Selain itu Himatika FMIPA UNY juga berkunjung ke observatorium Bosscha Bandung dan Trans7 menyaksikan Opera Van Java.