PEMBELAJARAN DARING DI TENGAH PANDEMI COVID-19

Dalam pembelajaran daring, guru memiliki tantangan untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, cerdas (smart teaching), dan menyenangkan (joyfull learning). Seorang guru harus memperhatikan konteks peserta didik, sarana dan prasarana pendukung, serta tuntutan kurikulum sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Selain itu, strategi pembelajaran daring yang baik perlu mengupayakan hal-hal seperti cermat dalam memilih metode dan media, melibatkan siswa untuk mengalami dalam memahami konsep, mempertimbangkan kuota, dan menciptakan pembelajaran kolaboratif.
Hal tersebut disampaikan Agus Yuliyanto, S.Pd., M.Pd., guru Kimia di SMA Kolese Debritto Yogyakarta pada Webinar Series 3 dalam rangka memperingati Dies Natalis yang ke–64, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta. Webinar yang diselenggarakan pada Sabtu ,10/10/20 ini mengangkat tema Strategi dan Penilaian Pembelajaran Kimia di Era Pandemi Covid-19. Pembicara lainnya pada webinar ini adalah Dr. Das Salirawati, M.Si., dosen Pendidikan Kimia UNY.
Agus menerangkan bahwa melalui Chem On Dro, sebuah aplikasi sistem koloid, guru dapat membuat variasi pembelajaran daring kimia yang menarik dan mudah digunakan. Pasalnya, aplikasi yang dapat diunduh di android ini menyajikan permainan yang mengedukasi sehingga dapat membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. “Dengan kata lain, kunci pembelajaran daring adalah pembelajaran bukan daring” tegas alumni Jurdik Kimia UNY ini.
Sementara itu, Das Salirawati dalam paparannya mengatakan, dalam proses pembelajaran tentu membutuhkan penilaian. Salah satunya penilaian terhadap soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) atau soal yang pengerjaannya membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Namun, perlu digaris bawahi bahwa tidak selamanya soal HOTS itu sulit dan tipe soal yang sulit belum tentu HOTS karena pada dasarnya soal HOTS menitikberatkan pada soal yang mampu merangsang kemampuan analisis dan problem solving bukan pada tipe soal rumit di luar kapasitas peserta didik. 
Das Salirawati juga menjelaskan bahwa menilai bukan hanya sekadar menghasilkan angka, tetapi lebih dari itu menilai bermakna mendeskripsikan kompetensi peserta didik secara objektif, terpadu, transparan, akuntabel, edukatif, benar, dan tepat. Oleh karena itu, adanya kepaduan antara strategi dan penilaian yang baik akan menghasilkan pembelajaran daring yang diharapkan.(dian/nurul/witono)