Mesin Pembetetan Lele Guna Meningkatkan Produktivitas Usaha Lele

Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang tergabung dalam tim PKM-Penerapan Teknologi berhasil membuat rancangan mesin pembetetan lele guna meningkatkan produktivitas para peternak lele. Mereka adalah Abdul Rosyid Hidayatullah,  Muhammad Faqihul Imam (Fisika), Heni Febriani (Biologi), Yoga Agung Saputra (Pendidikan Teknik Mesin), dan Hestiana (Pendidikan IPA).
Abdul Rosyid mengatakan, usaha budidaya lele memiliki prospek usaha yang luas untuk dikembangkan. Salah satunya ialah produksi lele di daerah Klaten oleh Bapak Agung dengan nama usaha “Lala Lele Bioflok”. Menurut penuturan mitra, saat bekerja tangan mitra terluka terkena patil lele dengan frekuensi 5 kali setiap proses pemotongan dan pembersihan. Selain itu 1 pekerja hanya mampu membersihkan 10 kg lele dalam waktu 96 menit karena masih menggunakan pisau manual. Sehingga rata-rata tiap bulan 10 pesanan mitra tidak dapat terpenuhi. 
“Pada tahun 2019, telah dikembangkan mesin bernama CUTLE MACHINE untuk mengatasi masalah tersebut. Akan tetapi CUTLE MACHINE masih terdapat kekurangan yaitu ukuran mesin terlalu besar dan tidak mempunyai roda sehingga tidak portable dan memakan banyak tempat dan juga masih menggunakan sumber daya AC, dimana memakan daya yang besar dan kecepatan conveyor tidak bisa diatur sehingga terdapat lele yang tidak terpotong. Sistem pembersihan organ dalam lele pada CUTLE MACHINE juga tidak maksimal karena hanya menggunakan air yang diinjeksikan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka kami mengimplementasikan pembaruan dari CUTLE MACHINE yang dinamakan Mesin Pembebetan Lele yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi waktu pengolahan ikan lele di Lala Lele Bioflok”, lanjutnya.
Rosyid menerangkan, alat ini mampu memberikan solusi seperti penggunaan piringan pisau yang digerakkan dengan penggerak motor wiper DC serta pembersihan dengan pompa air dan pengait. Kalau menggunakan pisau pembersihan lele terlalu lama. Dengan alat ini dapat meminimalkan pemegangan ikan lele dengan menggunakan mesin pembetetan lele yang terdapat conveyor berjalan sehingga tangan terhindar dari terkena patil saat pemotongan. 
“Mengembangkan mesin baru dengan menambahkan roda serta membuat ukuran mesin lebih kecil sehingga lebih portable dan tidak memakan banyak tempat, menambahkan sistem pengait pada  pembersihan organ dalam lele sehingga pembersihan dapat maksimal, mengganti motor listrik AC dengan DC dan mikrokontroller sehingga daya lebih kecil serta conveyor dan piringan pisau dapat diatur kecepatannya untuk menghindari lele yang tidak terpotong”, tambahnya. (witono)