Alumni FMIPA UNY Dukung Sosialisasi Kesadaran Pajak melalui Karya Batik

Alumni Jurusan Pendidikan Kimia UNY 2016, Miftahudin Nur Ihsan kembali menunjukkan kepedulian terhadap Indonesia melalui sebuah karya batik. Setelah sebelumnya menghadirkan batik-batik tematik, seperti batik motif pendidikan, sains, dan Bhineka Tunggal Ika, kali ini Ihsan bersama dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) membuat batik dengan tema “Sadar Pajak”.
Ihsan menjelaskan, ide ini awalnya muncul lewat diskusi yang saya lakukan dengan Kepala bidang P2 Humas Kantor Wilayah DJP Provinsi D.I. Yogyakarta, Ibu Sanityas Jukti Prawatyani (Tyas). Penjelasan Ibu Tyas tentang manfaat pajak membuat Ihsan sadar bahwa selama ini telah menggunakan dana alokasi dari pajak, mulai dari fasilitas kesehatan sampai fasilitas pendidikan, termasuk beasiswa Bidikmisi S-1 yang diperolehnya tahun 2011 di UNY. Dari sinilah akhirnya muncul ide membantu sosialisasi kesadaran pajak lewat batik.
Batik dipilih karena selain budaya asli Indonesia yang sudah diterima semua kalangan masyarakat, Ihsan juga sedang merintis start-up usaha batik tematik dengan brand Smart Batik Indonesia. Batik tema Sadar Pajak ini didesain simpel dan tidak terlalu formal dengan tetap bernuansa tradisional. Ihsan menggabungkan logo “Sadar Pajak” dengan motif klasik kawung.
“Motifnya disepakati simpel namun tetap bernuansa klasik, sehingga saya coba untuk menggabungkan logo Sadar Pajak dengan motif kawung” tegas Ihsan.
Ihsan menambahkan, makna dari motif ini adalah gambar otak bertuliskan Pajak melambangkan semangat luar biasa untuk menanamkan kesadaran pajak bagi masyarakat Indonesia sejak dini. Latar kawung menggambarkan kebijaksanaan dan kearifan. Harapannya seluruh masyarakat Indonesia mampu secara bijaksana dan arif menyisihkan sebagian pendapatan untuk kemajuan negara Indonesia melalui pajak. Empat bulatan Kawung dengan titik pusat di tengah menunjukan struktur semesta (kosmologi), dimana bentuk menyilang ditengah-tengahnya dapat dianggap sebagai penggambaran pusat energi alam semesta. Hal ini menunjukkan ketika seluruh masyarakat Indonesia sadar dan mau membayar pajak, akan ada energi yang luar biasa yang dapat mewujudkan kemakmuran masyarakat Indonesia.
Batik ini sudah dikenalkan pada acara Training of Trainer (ToT) Inklusi Kesadaran Pajak beberapa bulan lalu di D.I.Yogyakarta. Dalam acara yang dihadiri perwakilan pegawai pajak seluruh provinsi yang ada di Indonesia tersebut, Ihsan diminta menjelaskan proses produksi dan makna batiknya. “Tanggapanya luar biasa. Alhamdulillah batik ini sudah diproduksi lebih dari 1000 pcs dan sudah dipakai beberapa pejabat terkait di Indonesia. Ini masih dalam proses produksi juga.
Ihsan berharap, Batik Sadar Pajak ini dapat membantu menumbuhkan kesadaran pajak bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, Ihsan juga berharap usaha Smart Batik Indonesia yang sedang dirintisnya juga dapat terus berkembang, sehingga dapat berkontribusi lebih besar khususnya dalam pembayaran pajak. (witono)