Peran Guru Terhadap Prestasi Siswa di Daerah 3T Lebih Besar

Guru merupakan unsur pendidikan yang sangat penting. Hasil penelitian  John Hattie dari University of Auckland menemukan bahwa peranan guru dalam keberhasilan anaknya tinggi yaitu 30%. Kalau anda kemarin berada di daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T), maka disitu peranan guru sebagai faktor penentu prestasi siswa jauh lebih besar mungkin sampai 60%. Di Negara maju peranan guru masih 30% lalu yang 49% karakteristik anak, 7% teman, 7% rumah, dan 7% sekolah.
Kalau di Indonesia saya yakin peranan guru jauh lebih besar dari 30 % dan mungkin juga teman besar peranannnya. Untuk sekolah sekolah bagus, student characteristics itu yang besar peranannya sehingga kalau anda mengajar di sekolah unggulan lebih mudah daripada sekolah swasta yang masih sangat memprihatinkan.  
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Dekan I FMIPA UNY, Dr. Slamet Suyanto pada acara pembekalan bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG SM3T) di FMIPA, baru-baru ini. Pada tahun ini FMIPA diberi kepercayaan untuk menyelenggarakan PPG SM3T untuk 4 jurusan yaitu Jurusan Pendidikan (Jurdik) Biologi diikuti oleh 18 peserta, Jurdik Kimia (16), Jurdik Matematika (19), dan Jurdik Fisika (17).
Slamet Suyanto juga menyampaikan bahwa pada penelitian antara guru efektif dan guru tidak efektif terhadap prestasi siswa kelas 4, 5, 6,dan  7, siswa yang diajar guru efektif selama 3 tahun hasilnya kelas anak-anak yang rendah kemampuannya mencapai skor rata-rata mencapai 90%, anak-anak yang middle 100%, anak-anak yang tinggi 100% dan lain-lain. Artinya nilainya sampai 100 rata-ratanya 98. Sedangkan diajar guru yang tidak efektif anak yang bodoh semakin bodoh nilainya hanya 42, yang middle hanya 89, yang tinggi 90, rata-ratanya 63.
“Maka kalau anda menjadi guru, maka anda harus belajar cara menjadi guru yang efektif, kreatif dan berfikir kritis. Tentu yang pertama anda kesini punya motivasi yaitu ingin menjadi guru. Pertanyaannya adalah mengapa anda ingin menjadi guru? Tidak mudah menjadi guru. Kalau kita menjadi guru yang tidak efektif dosanya besar”, tegasnya.
Ditambahkan, pertanyaan kedua, adalah bagaimana menjadi seorang guru yang hebat?  itu pertanyaan yang lebih sulit dari yang pertama, yang pertama itu juga sulit sebab kalau anda tidak termotivasi menjadi guru anda latihan disini PPG pasti akan malas, mengerjakan tugas setengah-setengah. Kami tidak ingin seperti itu, kami ingin anda semuanya lulus. (witono)