Pengembangan active Learning di Sekolah

USAID Prioritas dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia bekerjasama dengan LPTK yang bertujuan  untuk mendekatkan LPTK dengan sekolah. Kami banyak melibatkan tenaga pendidik LPTK mitra (termasuk UNY) dalam pelatihan fasilitator daerah dan pelatihan sekolah mitra di daerah.  
Fokus perubahan untuk peran guru yaitu  merancang kegiatan yang menantang anak untuk berbuat dan berfikir. Selain itu guru adalah menjadi fasilitator. Untuk peningkatan lingkungan  kelas yaitu siswa duduk dalam kelompok dan bekerja secara kooperatif, ada pajangan hasil karya siswa, dan sumber belajar lebih beragam.
Demikian dijelaskan Mr. Stuart Weston dari USAID PRIORITAS, pada acara Seminar Nasional Active Learning Facilitator Asociation (ALFA) yang dilaksanakan oleh Jurusan Pendidikan IPA FMIPA UNY, Sabtu (9/5) di ruang seminar FMIPA. Selain Mr. Stuart Weston ,tampil sebagai pembicara yaitu Ir. M. Zuhrif Hudaya, ST, anggota DPRD DIY, dan Dr. Dadan Rosana, Ketua Jurusan Pendidikan IPA UNY.
Lebih lanjut dikatakan, dengan adanya pelatihan, kegiatan siswa juga menjadi bervariasi, learning by doing, serta mengembangkan kecakapan hidup. Siswa belajar untuk memecahkan masalah, bekerja kooperatif. Hasil karya mereka merupakan pemikiran mereka sendiri.
Dampak  yang terjadi pada sekolah mitra setelah pelaksanaan active learning ini  semakin baik. Guru menunjukkan praktek mengajar dan penilaian yang baik. Guru kelas awal menunjukkan praktek yang baik dalam pembelajaran membaca. Guru mendukung upaya peningkatan kemampuan keterampilan murid. Murid juga memperlihatkan perilaku belajar yang positif. Bahan bacaan kelas awal digunakan secara teratur.  Selain itu kepemimpinan dalam pembelajaran di sekolah juga meningkat. Peran partisipasi orangtua dan masyarakat dalam kegiatan yang berfokus dalam pembelajaran juga bertambah. Demikian juga pengelola sekolah mengambil  inisiatif untuk menciptakan budaya baca di sekolah.
Sementara itu, Dr. Dadan Rosana, dalam paparannya menjelaskan bahwa pokok persoalan yang sesungguhnya dari penilaian adalah terletak pada bagaimana guru mendesain pendekatan dalam proses belajar mengajarnya sehingga penilaian proses dan hasil  belajar dapat dilakukan. 
“Pendekatan active learning dimana peserta didik lebih dominan dalam proses pembelajaran memungkinkan guru untuk dapat menilai setiap aspek keberhasilan belajar peserta didik secara autentik.” Paparnya. (witono)