PPM FMIPA UNY Latih Guru MI Pembelajaran MIPA Yang Menyenangkan

Tim PPM FMIPA UNY menyelenggarakan workshop pembelajaran MIPA yang aktif,kreatif dan menyenangkan kepada guru-guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di MI Muhammadiyah Munggur Ngeposari Semanu Gunung kidul , Yogyakarta Minggu,15/3/15.
Workshop yang merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-51 UNY ini diikuti sekitar 30 guru dari 5 MI yang ada di Semanu, Gunung kidul. Hadir pada kesempatan tersebut Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab ,M.Pd.,MA., Dekan FMIPA, Dr. Hartono, Bukhori dari Kementrian Agama Kabupaten Gunung kidul  serta Tim PPM. Pada kesempatan tersebut FMIPA juga menyerahkan secara simbolis peralatan belajar kepada 2 siswa MI.
Pada workshop tersebut para guru dilatih untuk mengembangkan pembelajaran aktif,kreatif dan menyenangkan dengan memanfaatkan bahan di lingkungan dan laboratorium alam. Praktek tersebut diantaranya untuk bidang kimia yaitu pengujian terhadap makanan yang mengandung boraks menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar kita seperti  ekstrak kunyit, tusuk gigi, kertas saring atau cotton bath. Makanan yang diuji yaitu mie basah, bakso, tahu, cireng dan pempek. Selain itu juga dilatih untuk menganalisa kadar amilum pada makanan dengan menggunakan obat luka betadine dengan bahan makanan seperti nasi putih, kentang, ubi, margarin dan roti.
Untuk bidang fisika/IPA para guru dilatih untuk memahami karakteristik zat, serta perubahan fisika dan kimia pada zat yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Para guru juga dilatih untuk percobaan listrik statis yang  tujuannya menunjukkan gaya tolak menolak antara 2 benda bermuatan listrik dengan menggunakan bahan botol minuman plastik dan sedotan plastik, dll. Selain kedua bidang tersebut para guru juga dilatih pembelajaran bidang matematika dan biologi dengan memanfaatkan barang-barang sederhana yang ada di sekitar kita.
Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab ,M.Pd.,MA., mengatakan , para guru MI supaya tidak berkecil hati dan mendidik siswanya dengan sabar. Mutiara ada dimana-mana. Para ilmuwan atau orang pintar bisa dari sekolah-sekolah di gunung tidak hanya sekolah di kota.
Rochmat Wahab menceritakan, bahwa dulu beliau juga dari sekolah kecil di kampung dan tidak pernah membayangkan kalau sekarang bisa jadi Rektor. Jadi dengan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan  ilmuwan bisa lahir dari sekolah-sekolah kecil. (Witono)