Ide ‘Gila’ Tiket Menuju PIMNAS

Bagi mahasiswa yang ingin bersaing mendapatkan tiket ke PIMNAS, saat ini tinggal bisa ikut Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT), karena PKM yang lain sudah berlangsung. Pada PKM-GT ini mahasiswa boleh berfikir dan punya Ide ‘Gila’ tapi rasional. PKM-GT merupakan ajang mahasiswa dalam berlatih menuliskan ide-ide kreatif sebagai respon intelektual atas persoalan-persoalan aktual yang dihadapi masyarakat.
Hal tersebut dijelaskan oleh Pujianto, M.Pd., dosen FMIPA dan pembimbing PKM UNY pada acara Workshop PKM-GT dan AI 2014 di ruang Seminar Fakultas, Sabtu lalu. Pelatihan diikuti oleh para mahasiswa FMIPA.
Dikatakan, sebaiknya mahasiswa kemanapun membawa pena, karena ide-ide bisa muncul dimana saja dan kapan saja. Kalau tidak ditulis mungkin akan lupa. Ciri utama gagasan tertulis adalah Idenya unik, kreatif, dan bermanfaat sehingga idealisasi kampus sebagai pusat solusi dapat menjadi kenyataan.
“Ada banyak hal yang bisa ditulis, misalnya Indonesia kaya gunung api, bagaimana pengelolaan mitigasi bencananya, masker vulkanik, MCK portable. Contoh lain tahun 2014 adalah tahun politik, mahasiswa bisa membuat sensor kecurangan di bilik coblosan, pemanfaatan limbah poster kampanye, dll,”  tambahnya.
Pada bagian lain Pujianto juga mengatakan, karena PIMNAS merupakan ajang prestis, maka setiap tahun perguruan tinggi pengusul PKM juga semakin banyak. Bertambahnya kompetitor tersebut diharapkan semakin memotivasi setiap mahasiswa untuk menyusun strategi agar lolos didanai dan lolos PIMNAS.
Pembicara lain, Prof. Dr. IGP Suryadarma, mengatakan, ide kreatif kita sekarang ada pada abu gunung Kelud. Abu vulkanik bisa kita pandang bencana  dan karunia tergantung dari ide-ide kreatif kita.  Misalnya mahasiswa bisa membuat masker dengan modifikasi tertentu.
Dengan kita banyak membaca pustaka, internet, bisa memperluas wawasan yang kita miliki. Dengan wawasan luas ditambah ilmu yang kita kuasai kita bisa membaca peluang apa yang bisa kita teliti, misalnya tentang abu gunung Kelud.
Pada kesempatan tersebut Prof. Suryadarma, juga memberi  contoh penelitian yang telah dilakukannya yang berjudul Efektivitas Transformasi Energi Dalam Pembuatan Biogas Melalui Adaptasi Konstruksi Bak Digester. Studi kasus tersebut beliau memanfaatkan kotoran sapi untuk dijadikan biogas yang bisa dipergunakan oleh penduduk Tabanan Bali untuk memasak. (witono)