Mahasiswa FMIPA UNY Terima Hibah Rp 48.495.000,00 dari Dikti

Kelompok Studi Ilmiah MIPA Scientist FMIPA UNY yang terdiri atas Azhar Nasih Ulwan, Putri Dwi Rizki, Happy Susi Agustina, Kyki Roshita Dewi, Atika Salma, dan Anggun Andreyani berhasil mendapatkan hibah dari Program Hibah Bina Desa (PHBD) Dikti sebesar Rp 48.495.000,00.
Proposal PHBD tim dari mahasiswa FMIPA berjudul Aplikasi Energi Biomassa Melalui Pengolahan Briket Jerami dan Kompor Biomassa di Dusun Pakem, Tamanmartani, Kalasan, Sleman Menuju Desa Swadaya Energi, dengan tema Energi Baru dan Terbarukan, dengan dosen pendamping Regina Tutik Padmaningrum, M.Si.
Ketua tim, Azhar mengatakan,  Konsumsi energi di Indonesia didominasi oleh minyak, diikuti gas, batubara dan energi hidro. Diprediksi impor minyak dan produk petroleum akan meningkat untuk memenuhi permintaan domestik yang semakin besar.
Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang besar. Walaupun potensi dari energi terbarukan seperti biomassa, panas bumi, energi surya, energi air, energi angin, dan energi lautan realtif tinggi, namun tidak digunakan secara signifikan, yakni kurang dari 4% pada tahun 2007. Indonesia telah menargetkan untuk memenuhi pangsa dari energi terbarukan sampai dengan 17% pada tahun 2025 seperti dinyatakan dalam cetak biru  program  penerapan  energi  nasional  2007-2025.  Namun  semua  itu  tidak  akan terwujud tanpa peran serta yang menyeluruh dari elemen masyarakat dalam mengoptimalkan energi terbarukan.
“Salah  satu  teknologi  energi  terbarukan  yang  potensial  dalam  menanggulangi kendala tersebut adalah briket. Briket akan memiliki kualitas yang bagus apabila diolah dengan baik dan hal ini membutuhkan peran serta dari tenaga ahli. Harga briket dipasaran pun  terbilang kompetitif,” lanjutnya.
Dijelaskan, teknologi   briket   merupakan   teknologi   yang   mudah   diterapkan dimasyarakat karena tidak membutuhkan pengolahan yang rumit atau menggunakan teknologi  tinggi.  Bahan  baku  energi  ini  tergolong variatif bahkan  dapat  berasal  dari limbah organik seperti jerami, sekam, daun, ranting, dll, sehingga memiliki keuntungan tinggi.
Penerapan teknologi briket di masyarakat dapat mewujudkan kemandirian masyarakat dalam hal energi. Salah satu kelompok masyarakat yang potensial dalam mewujudkan  swadaya  energi  melalui  teknologi  briket  adalah  masyarakat  di  Dusun Pakem, Tamanmartani, Kalasan, Sleman.
Sebagian besar masyarakat Dusun Pakem bermata pencaharian petani. Jerami yang merupakan sisa dari olahan pertanian terutama pertanian padi belum dimanfaatkan secara optimal di dusun tersebut dan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hasil obeservasi dan wawancara seringkali jerami hasil pertanian hanya menjadi tumpukan sampah yang memakan lahan atau dibakar, padahal jerami yang dibakar akan menimbulkan polusi udara dan asap yang menganggu aktivitas warga.
Anggota tim, Putri menambahkan, potensi jerami sebagai sumber energi alternatif sangat melimpah di dusun tersebut, namun belum terolah karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat di daerah  tersebut. Adanya pelatihan keterampilan membuat briket dari jerami akan menambah keterampilan bagi masyarakat dusun Pakem.
Selain itu dapat dijadikan salah satu solusi untuk pemenuhan ketersediaan energi alternatif yang saat ini sulit dicari. Masyarakat pun bisa memanfaatkan pengolahan briket sebagi bisnis produksi briket karena wilayah sekitar dusun memiliki kondisi  yang sama mengenai masalah jerami,  bahkan  dusun  Pakem  dapat  dikembangkan  menjadi  sentral pengembangan produk briket. Sisi lain, program tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. (witono)