TEMPE DARI BIJI NANGKA

Tempe merupakan makanan asli Indonesia yang menjadi pilihan utama sebagian masyarakat Indonesia sebagai sumber protein pengganti daging. Tempe yang selama ini dibuat dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah tempe dari kedelai yang mengandung banyak protein. Namun, banyaknya permintaan tempe dari masyarakat cenderung membuat harga kedelai terus meningkat, sehingga harga tempe pun ikut naik. Hal ini mendorong mahasiswa jurusan pendidikan matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Anniltal Manzilah, Ika Kusumawati dan Luluc Dwi Argeswari untuk mengolah bahan alternatif pengganti kedelai yang harganya relatif lebih terjangkau namun memiliki kandungan gizinya cukup lengkap yakni biji nangka atau lazim disebut beton pada masyarakat Jawa. Annital Manzilah mengungkapkan bahwa mereka memilih biji nangka sebagai alternatif pengganti kedelai adalah karena selama ini biji nangka hanya dibuang atau direbus sebagai kudapan saja padahal biji nangka juga mengandung kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalium , fosfor, besi serta vitamin A, B dan C seperti halnya kedelai. “Bahkan kandungan lemak biji nangka jauh lebih rendah dari kedelai serta dapat digunakan sebagai obat batuk” kata Annital.
Cara membuatnya dijelaskan oleh Ika Kusumawati yaitu  biji nangka dikupas lalu direndam selama 24 jam baru diiris dan direbus hingga sedikit lunak. Rebusan biji nangka yang telah matang ditiriskan dan didinginkan lalu taburkan ragi tempe dan campurkan hingga rata. Terakhir, tempe biji nangka dibungkus dengan daun pisang untuk mengurangi global warming dan mengurangi limbah plastik yang tak dapat terurai. “Perlu diperhatikan apabila pada proses peragian ini tidak menggunakan takaran yang sesuai dapat menyebabkan biji nangka menjadi busuk dan terlalu lembek sehingga tak layak dikonsumsi.” Kata Ika, “Untuk menghasilkan tempe biji nangka yang baik memerlukan setengah sendok teh untuk seperempat kilogram biji nangka.”