Teknologi untuk Aplikasi Matematika Pada Kehidupan Nyata

Beberapa pembicara di berbagai kesempatan Asian Technology Conference in Mathematics (ATCM)  telah menunjukkan bahwa alat teknologi bukan hanya bisa membuat peserta didik lebih memahami tentang konsep-konsep abstrak dan matematika kompleks, tapi juga mendorong peserta didik untuk menemukan aplikasi  matematika dalam kehidupan nyata.  
Demikian dikemukakan Prof. Wei-Chi YANG dari Radford University, AS., saat memberikan pemaparan pada The 19th  Asian Technology Conference in Mathematics (ATCM) di FMIPA UNY. Acara ini adalah kerjasama dari ATCM, International Seminar on Innovation in Mathematics and Mathematics Education (ISIM-MED ) UNY, Seameo Qitep in Mathematics (ISMEI), dan SeNdiMat PPPPTK Matematika, diselenggarakan pada 26-30 November 2014. Pembicara lain diantaranya Prof. Ang Keng Cheng (Singapura), Prof. Masami Isoda (Jepang), Colete Laborde (Perancis), dll.
Lebih lanjut dikatakan, memang, dengan alat teknologi saat ini, masalah matematika dapat dieksplorasi dengan bantuan sistem aljabar komputer, sistem geometri dinamis  atau kombinasi keduanya. Kami telah menemukan bahwa konsep baru atau pengetahuan dapat diperoleh dengan menjelajahi matematika dengan perkembangan pesat alat teknologi.
Diterangkan, banyak pendidik dan peneliti percaya bahwa kreativitas tidak datang dari hafalan atau belajar berulang-ulang tapi dari eksplorasi dan bermain. Masalah-masalah kehidupan nyata atau buku teks adalah sumber daya yang sangat baik bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif mereka. Kita sering melihat kurikulum matematika (di sebagian besar dunia) diarahkan berbasis ujian.  Terlalu banyak penekanan pada pengujian ketika mengukur pemahaman siswa .
Sementara itu, Prof. Dr. Widodo dari PPPPTK Matematika Yogyakarta menjelaskan bahwa kualitas guru matematika di Indonesia  Berdasarkan UKG (Uji Kompetensi Guru) 2012-2014, berdasarkan data NUPTK (nomor unik identifikasi untuk guru), jumlah total Guru Matematika Indonesia untuk  SMP, SMA, SMK adalah 112,965 orang dengan rincian guru SMP 25.311, SMA 19.121 dan SMK 68.533.
Berdasarkan standar Kompetensi profesional,  Kompetensi pedagogik,  Kompetensi pribadi , dan Kompetensi sosial,  kita dapat menilai kualitas guru matematika. Guru matematika yang menerapkan lebih dari empat indikator standar guru matematika dianggap sebagai guru yang lebih berkualitas.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia telah melakukan UKG pada  2012-2014. Ada 52.178 guru matematika menghadiri UKG tahun 2012, 18,056 guru matematika pada 2013, dan 6,647 guru pada 2014. Seluruhnya ada 76,881 guru matematika menghadiri UKG selama tahun 2012-2014.
Dalam UKG untuk guru matematika, kata Widodo,  kita hanya mengukur kompetensi profesional dan kompetensi pedagogis terdiri dari 100 item soal pilihan. Kami tidak mengukur kompetensi pribadi dan kompetensi sosial. UKG telah dilakukan secara online dan semi-online di 273 kabupaten (Kabupaten / Kota). (witono)