Pembekalan dan recruitment Sinarmas Group

FMIPA UNY menyelenggarakan Pre Job Training bagi mahasiswa dan alumni FMIPA UNY. Acara yang diselenggarakan di kampus FMIPA baru-baru ini mendatangkan narasumber dari Sinarmas group yaitu Aditya Granada. Acara dibuka oleh Dekan FMIPA UNY, Dr. hartono. Pada hari tersebut juga sekaligus dilaksanakan seleksi masuk untuk menjadi guru di Sinarmas.
Dalam sambutannya Dekan  mengatakan pendidikan di Indonesia terdiri dari 3 jenis yaitu pendidikan vokasi, akademis, dan profesi. Pendidikan vokasi arahnya ke dunia industri, karena itu kita ajarkan keterampilan kerja.  Pendidikan akademik bersifat pengembangan ilmu. Sedangkan Pendidikan profesi  misalnya untuk menjadi guru PNS harus lewat PPG selama 1 tahun. Saat ini PPG regular belum dilaksanakan, yang ada baru PPG bersubsidi.
“Universitas terus berusaha mendekatkan dengan dunia usaha/industri tapi belum bias optimal. Kita sudah berusaha dengan mata kuliah PKL di perusahaan dan sekolah.” Lanjut Dekan. 
Aditya Granada dalam paparannya menerangkan tentang bagaimana kita membrandingkan diri, karena kita perlu “menjual diri”. Misalnya untuk menjadi guru yang dijual adalah ilmu, metode pembelajaran, serta cara belajar. Orang sekarang lebih suka sharing dari pada lecturing, berbagi memakai instagram. 
“Setelah jadi guru di Sinarmas diharapkan nanti tidak hanya membagi ilmu tapi lebih bagaimana cara belajarnya. Misalnya dengan gambar mobil yang ditutupi merknya. Ketika sudah tahu merk mobil tersebut apa yang ada dibenak kita. Misalnya harganya yang mahal, kualitasnya bagus, kesenangan berkendara, serta kenyamanan ketika mengendarainya. Jadi kalau kita sudah punya brand, orang akan mudah mengenali anda,” terangnya.
Sekarang angkatan kerja banyak didominasi generasi Why? Yaitu generasi yang lahir tahun 1982-1996 dan generasi yang lahir 1996-sekarang yang sekarang disebut generasi milenial. Ada 6 atribut generasi milenial yaitu multi tasker, connected, technology savvy, flexibility, instant gratification and recognition, dan collaboration.
Aditya menambahkan, sekarang perusahaan lebih senang mencari entrepreneur disbanding karyawan biasa. Karyawan biasa lebih senang mengerjakan hal yang sama setiap hari. Sedangkan entrepreneur ingin sesuatu yang lebih misalnya saat mengajar mencari metode belajar yang berbeda. (witono)