MIE DARI BUAH SUKUN

Mie sudah menjadi seperti makanan kedua setelah nasi. Indonesia memiliki masyarakat yang gemar mengkonsumsi mie dari mie kering sampai mie siap santap. Hal ini ditunjukan dengan besarnya konsumsi mie instan dan banyaknya rumah makan dengan bahan dasar mie seperti mie ayam ataupun mie jawa. Secara umum di Indonesia proses pembuatan mie menggunakan bahan dasar tepung gandum atau tepung terigu. Sedangkan Indonesia adalah negara tropis sehingga budidaya gandum menjadi sedikit terkendala dan hingga kini masih sulit untuk menyediakan kebutuhan gandum dari dalam negeri. Walau telah dilakukan banyak penelitian untuk mengembangkan gandum di Indonesia, hasilnya masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan gandum dalam negeri sehingga pemerintah mau tidak mau tetap harus mengekspor gandum setiap tahunnya. Banyaknya warga Indonesia yang suka mengkomsumsi mie semakin memperbesar konsumsi gandum dalam negeri. Sebenarnya selain upaya budidaya gandum di Indonesia juga dapat dilakukan upaya mencari bahan bergizi lain pengganti gandum dalam proses pembuatan mie.
Dalam rangka mencari alternatif pengganti gandum dalam pembuatan mie inilah Zidiq Syaifuddin Aji, Emilia Dwi Oktavia, Rani Kusniati dan Setiono Nedi Laksono dari jurusan pendidikan fisika FMIPA UNY mengkreasikan sukun sebagai bahan dasar mie. Selama ini pemanfaatan buah sukun pada umumnya hanya sebatas digoreng atau direbus, belum ada pemanfaatan buah sukun yang dilakukan secara berkala. Padahal buah sukun mudah dibudidayakan dan potensinya untuk dikembangkan menjadi sebuah usaha yang bernilai ekonomi sangat terbuka. Salah satunya dengan meningkatkan nilai ekonomi buah sukun menjadi olahan mie kering atau mie siap makan yang banyak dikonsumsi penduduk Indonesia, demikian ungkap Zidiq. Sukun adalah buah yang berasal dari New Guinea, Pasifik yang menyebar ke Indonesia melalui Malaysia. Pohon ini dapat tumbuh mencapai sepuluh meter dan dapat hidup di berbagai tempat mulai daerah pinggiran pantai sampai daerah dengan ketinggian enam ratus meter diatas permukaan laut dan mulai dari daerah dengan curah hujan rendah sampai tinggi, pohon ini dapat tumbuh maksimal bila terkena cukup paparan sinar matahari sehingga pohon ini cocok dikembangkan di Indonesia. Buah pohon sukun berbentuk bulat seperti melon. Buah ini mengandung berbagai vitamin dan mineral serta kalori yang cukup sehingga dapat digunakan sebagai makanan pokok. Dari hasil penelitian Balai Penelitian Pascapanen Pertanian kandungan vitamin dan mineral pada buah sukun lebih banyak dibandingkan yang terkandung pada beras sehingga sangat memungkinkan penggunaan sukun dalam beberapa produk pangan dalam rangka untuk meningkatkan kandungan nilai gizinya.
Cara membuatnya menurut Rani Kusniati adalah sukun dikupas, dicuci dan dipotong kecil-kecil lalu dijemur atau dikeringkan menggunakan oven. Setelah kering sukun tersebut lalu digiling menjadi tepung sukun. Setelah itu dengan ditambahkan bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah, merica, penyedap rasa, telur, tepung tapioka, garam dan gula tepung sukun dibuat menjadi adonan dan dicetak serta dikukus menjadi mie basah. Apabila menghendaki dibuat mie kering maka mie basah tadi tinggal digoreng lalu dioven sehingga lebih tahan lama. Bahkan mie kering juga dapat disajikan sebagai makanan ringan bagi anak-anak yaitu dengan ditambah bumbu aneka rasa seperti rasa daging ayam atau rasa daging sapi dan sebagainya serta dikemas menarik.