MEMBERDAYAKAN LIMBAH PLASTIK MENGGUNAKAN METODE STAB TRACK AND PRESS RELEASE

Plastik merupakan material yang sangat akrab dalam kehidupan manusia. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik banyak digunakan karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang ringan, transparan, tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Segala keunggulan ini membuat plastik digemari dan banyak digunakan dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya jumlah produk plastik yang menjadi limbah pun terus bertambah. Jumlah kantong plastik di tempat pembuangan sampah terus menumpuk karena tidak terlalu diminati dan memiliki nilai jual yang rendah. Namun disisi lain limbah kantong plastik yang menumpuk di tempat pembuangan sampah dapat menjadi peluang jika diolah dengan benar. Dewi Permanasari, Dannies Permata Putri, Elis Dwi Triyanti dan Yustianan Pratiwi dari program studi pendidikan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta mencoba mendaur ulang limbah plastik menjadi kerajinan yang berkreasi, bermanfaat, dan bernilai jual tinggi seperti dibuat menjadi tas, sandal ataupun produk lain dengan metode stab track and press release. “Stab track and press release adalah metode pengelolaan limbah plastik yang menggunakan teknik menjahit tangan dengan pola tikam jejak  yang menghasilkan jahitan kuat serta rapi dan teknik tekan lepas yang menggunakan lem.” Kata Dewi Permanasari, “Teknik tekan lepas dilakukan dengan menekan bagian plastik yang dilem atau dianyam kemudian dilepas.” Dannies Permata Putri menambahkan bahwa selama ini warga membakar limbah plastik tersebut jika sudah menggunung. “Hal ini akan menimbulkan pencemaran udara, selain itu juga akan berdampak pada menipisnya lapisan ozon dan yang paling penting lagi akan berakibat terjadinya pemanasan global” ungkap Dannies, “oleh karena itu kami berharap masyarakat bisa mengelola limbah plastik dengan tepat, memiliki minat, kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan menghasilkan dari limbah plastik yang bernilai jual”. Elis Dwi Triyanti mengungkapkan bahwa pelatihan daur ulang limbah plastik ini dilaksanakan di Dusun Dongkelan, Sewon, Bantul. “Tujuan kami agar masyarakat dapat memanfaatkan ketrampilan tersebut untuk bisnis, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan baru, selain itu juga agar dapat meminimalisasi limbah plastik di masyarakat” kata Elis. ”Pelatihan ini berhasil mendapat dana dari Dikti untuk Program Kreatifitas Mahasiswa tahun 2011 dalam bidang pengabdian masyarakat.”
Sementara itu Yustianan Pratiwi mengatakan bahwa pelatihan ini dibagi menjadi 4 tahap, dimana tahap pertama berisi tentang pelatihan terhadap pembuatan pola pada sampah plastik, tahap kedua berisi materi mengenai pengelolaan limbah plastik dengan metode stab track dimana sampah plastik yang digunakan untuk pembuatan produk- produk tersebut adalah limbah plastik makanan atau minuman instan dan limbah plastik dari pewangi pakaian. Tahap ketiga adalah penerapan metode press release. “Metode Press Release menggunakan teknik pengeleman atau  anyam. Teknik pengeleman atau anyam ini menggunakan cara ditekan  pada saat plastik dilem atau dianyam lalu dilepas setelah dilem atau dianyam.” Kata Yustianan, “Sedangkan tahap terakhir diisi kegiatan mewarnai produk yang polos agar terlihat lebih cantik dan menarik atau lazim disebut finishing”.