Mahasiswa UNY Meneliti Otot Lengan Kelelawar

Mahasiswa Prodi  Biologi FMIPA UNY yaitu Ida Uswatun Khasanah,  Desy Novita Sari, Azzah Mualifah,  Yeni Pijayani melakukan Studi Komparasi Struktur Histologi Epitel Olfaktori Dan Jaringan Otot Lengan Atas Sebagai Indikator Kunci Determinasi Rhinolophus, Miniopteros, Dan Hipposideros
Ida menjelaskan, latar belakang penelitian mengenai spesies ini terutama yang berkaitan dengan struktur anatomi tubuh kelelawar relatif sangat sulit ditemukan. Sehingga identifikasi kelelawar hanya dilihat dari bentuk morfologinya saja, padahal bisa juga dilihat dari segi histologi dan anatomi mikroskopi dari kelelawar.
“Sebagai contoh lengan atas pada berbagai jenis kelelawar pemakan serangga. Lengan atas kelelawar pemakan serangga memiliki bermacam-macam bentuk, dari keberagaman ini bisa juga diteliti tentang otot-otot yang bekerja menggerakkan sayap dari kelelawar. Sehingga bisa diketahui apakah otot- otot yang bekerja pada sayap kelelawar bisa dijadikan sebagai kunci determinasi pengidentifikasian berbagai jenis kelelawar pemakan serangga tersebut,” terangnya.
Kata Dia, kemampuan ekolongasi kelelawar ini dipengaruhi oleh kerja epitel olfaktorius, adanya epitel olfaktorius yang bekerja pada kelelawar ini juga bisa diteliti lebih lanjut agar bisa dijadikan sebagai referensi untuk mengidentifikasi berbagai macam kelelawar pemakan serangga. Dari berbagai masalah tersebut, kami ingin melakukan penelitian untuk mengetahui dapat tidaknya otot lengan atas dan epitel olfaktori kelelawar dijadikan indikator kunci determinasi pengidentifikasian barbagai macam kelelawar pemakan serangga khususnya pada Rhinolopus, Miniopterus dan Hipposideros.
Dijelaskan Ida, Penelitian diawali dengan menangkap kelelawar, kemudian dieutasi, setelah mengambil spesimen otot lengan atas kelelawar dan hidung / trakhea. Lalu memasukkan spesimen tersebut ke larutan boulin. Teknik pengawetan sementara dengan alcohol 70% dan diidentifikasi  dengan menggunakan buku panduan lapangan identifikasi kelelawar. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan preparat, lalu menganalisis data menggunakan ANAVA Satu jalur untuk melihat perbedaan karakter dan deskripsi gambar preparat dari ketiga genus (witono)