Mahasiswa UNY Ekspedisi Sejarah ke Candi-Candi

Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya. Nampaknya petuah tersebut telah mulai meluntur di negeri ini. Banyak sekali situs sejarah dan purbakala warisan peradaban masa lalu yang sudah terlupakan. Generasi muda masa kini semakin kurang tertarik terhadap wisata ataupun studi sejarah. Perkembangan zaman dan modernitas seakan telah menggerus kenangan kejayaan masa lalu.
Sabtu, 20 April 2013, sekelompok pemuda yang tergabung dalam Pondok Biru melakukan ekspedisi sejarah ke beberapa situs candi di daerah Sleman, tepatnya di kawasan Kalasan. Pondok Biru merupakan komunitas fotografi pecinta sejarah Jawa yang anggotanya terdiri dari mahasiswa  UNY lintas fakultas dengan lantar belakang bidang keilmuan, diantaranya fotografi, teknik, MIPA, dan kesehatan.
“Komunitas Pondok Biru tergerak untuk melakukan ekspedisi situs sejarah dan purbakala di Jawa. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang kami lakukan berupa touring, dan hunting foto dan berusaha mempublikasikannya ke khalayak ramai. Untuk awal, kami mulai dari situs candi yang belum di blow-up di kawasan Kalasan.” Demikian disampaikan Bismar Maulani, selaku Ketua Tim Ekspedisi Pondok Biru.
Kegiatan wisata sejarah  dimulai dari Candi Sari di kawasan Kalasan. Candi Sari merupakan candi bercorak Buddha yang berada di timur laut Candi Kalasan. Lokasi Candi Sari mudah dijangkau karena berada dekat dari Jalan Raya Jogja-Solo, tidak begitu jauh dari Kompleks Lapangan Udara Adi Sutjipto.
“Candi Sari mempunyai nilai seni pada bangunan dan menunjukkan betapa tingginya peradaban kita di masa silam. Tentunya, berkaca dari hal tersebut kita harus mampu menjadi bangsa yang besar di masa yang akan datang.” Demikian disampaikan Ary Gunawan, Mahasiswa Pendidikan IPA FMIPA UNY yang ikut tim ekspedisi Pondok Biru.
Ekspedisi dilanjutkan menuju Candi Kedulan yang berjarak sekitar sekitar 2 KM dari Candi Sari. Candi Kedulan nampak rusak dan tidak terawat. Candi Kedulan merupakan candi bercorak Hindu ini ditemukan setelah penggalian sedalam kurang lebih 7 meter. Hal ini dimungkinkan karena timbunan lahar dingin erupsi Gunung Merapi di masa lalu.
“Perjalanan tim ekspedisi berakhir di Candi Sambisari, masih di Kawasan Kalasan. Candi Sambisari merupakan candi bercorak Hindu. Candi ini berada di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan. Sama halnya dengan Candi Kedulan, Candi Sambisari juga ditemukan melalui penggalian sedalam 6 meter,” jelas Ari.
Ditambahkan, Candi Sambisari nampak indah dan megah dengan tata taman yang asri. Padang rumput menghijau menambah suasana romantis di candi ini. Banyak wisatawan mancanegara yang nampak berkunjung. Candi Sambisari ini tidak kalah memesona dibandingkan dengan Candi Prambanan maupun Candi Borobudur. (Ari/witono)