Mahasiswa Sudah Terjebak Dalam Situasi Permisif dan Hedonis

Yogyakarta adalah kota pelajar, tapi yang banyak tumbuh adalah kafe. Padahal di kafe sangat jarang orang membicarakan tentang pendidikan atau budaya. Yang kadang terjadi adalah perkelahian di kafe tersebut.
Baliho-baliho di perempatan jalan di Yogyakarta juga sangat jarang yang berisi tentang pendidikan, misalnya telah dibuka toko buku murah untuk rakyat, telah hadir taman bacaan untuk masyarakat. Tapi kebanyakan adalah acara non pendidikan seperti pentas musik, dll
Hal tersebut dikemukakan oleh Sabar Nurohman, M.Pd., dosen FMIPA UNY, pada acara  Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMM-TD) FMIPA UNY, pada Jumat-Sabtu (14-15/3) di kampus setempat. Latihan diikuti oleh para pengurus organisasi mahasiswa dan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa fakultas.
Diungkapkan, dikalangan mahasiswa sendiri masih ada yang terjebak dalam situasi permisif dan hedonis. Ketika mahasiswa menyelenggarakan kegiatan seperti diskusi ilmiah yang gratis, dapat konsumsi, dapat sertifikat, mahasiswa yang mengikuti tidak banyak. Tapi jika ada acara seperti pentas band yang harus membayar, mahasiswa banyak yang datang. Ini adalah tantangan bagi generasi muda.
Sementara itu Dekan FMIPA, Dr. Hartono dalam sambutannya mengatakan, para pengurus ormawa ini adalah orang –orang pilihan. Maju tidaknya kegiatan kemahasiswaan FMIPA  2014  tergantung para peserta pelatihan ini.
“Kegiatan kemahasiswaan di FMIPA sudah sangat banyak, tapi setelah dicermati ternyata kita masih sebagai penyelenggara dan masih jarang kegiatan yang untuk level mahasiswa. Semoga tahun ini kegiatan meningkat karena indikator keberhasilan suatu kegiatan kemahasiswaan adalah ranking di PIMNAS,” paparnya.
Ditambahkan, FMIPA hampir selalu paling banyak proposal PKM yang didanai dikti dibandingkan dengan fakultas lain. Tapi secara kualitas harus terus ditingkatkan dan semoga tahun ini bisa kembali menyumbangkan medali di PIMNAS. (witono)