Mahasiswa Mengajar UNY Revitalisasikan Kit Eksperimen di Sekolah Pelosok

Athi' Nur Auliati Rahmah, mahasiwa FMIPA UNY merupakan salah satu Mahasiswa Mengajar program Kampus Mengajar Angkatan I. Kampus Mengajar merupakan salah satu program Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kemdikbudristek RI untuk membantu pembelajaran sekolah dasar (SD) berakreditasi maksimal C daerah-daerah pelosok Indonesia. Athi' yang berasal dari Madura ditempatkan di SDN Guluk-Guluk II, Kec. Guluk-Guluk, Kab. Sumenep, Madura, Jawa Timur. Ia mengabdi di desanya yang terpencil selama kurang lebih tiga bulan, membantu pembelajaran, administrasi, dan pengenalan teknologi. 
Sebagai mahasiswa Pendidikan Fisika, ia sering mengadakan eksperimen bersama adik-adik peserta didik, seperti eksperimen balon tahan api dan asam-basa. Kiprahnya ternyata mendapat feedback yang baik. Para guru dan siswa senang. Oleh sebab itu, ia diperkenankan untuk menggunakan kit (peralatan) eksperimen di SDN Guluk-Guluk II. 
Saat itu, ia melihat kit IPA, IPS, dan Matematika yang sudah sangat berdebu. Kondisinya pun tidak lengkap total. Terlihat sepertinya kit tersebut sudah digunakan sejak lama tapi tidak digunakan lagi. "Saya merasa prihatin" ujar Athi'. 
Berbekal kit eksperimen yang seadanya dan kreativitasnya, ia mencoba untuk membuat beberapa eksperimen dengan sisa alat-alat yang ada. Tak tanggung-tanggung, ia juga tidak ragu merogoh kocek untuk membeli beberapa perlengkapan tambahan. Selain itu ia juga meminjam beberapa alat dari kit sekolah lain agar ia bisa bereksperimen bersama para siswa. 
Selama dua hari berturut-turut, ia berkesempatan melakukan eksperimen-eksperimen fisika yang menarik untuk adik-adik di SDN Guluk-Guluk II guna mengisi kekosongan jam karena UAS sudah selesai. Eksperimen tersebut diantaranya, membuat erupsi gunung api dari asam asetat, natrium bikarbonat, pewarna, dan bubuk hitam, membuat nada-nada dengan gelas berisi air dan garputala, membuat paku menjadi magnet, dan melihat garis-garis gaya magnet menggunakan bubuk besi dan magnet. 
Respon dari siswa dan guru sangat baik. "Guru-guru senang ketika menonton video tingkah muridnya" Ujar Athi'. Bahkan, ia diminta untuk membuat eksperimen lagi. "Besok eksperimen lagi, ya!" ujar Pak Faruk, guru kelas 6. Athi' yang mendengar respon tersebut menjadi lebih semangat dan semakin ingin berkarya guna membangun saintis muda Indonesia. (witono)