EMPAT PENINGKATAN SETELAH MOMEN LEBARAN

Setelah kita menjalani puasa ramadhan dan lebaran setidaknya ada bebarapa hal  yang bias kita tingkatkan, yaitu meningkatkan ketaqwaan, meningkatkan persatuan, meningkatkan kepedulian sesame, dan meningkiatkan peran sebagai makhluk social untuk saling bekerjasama.
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd., dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Rektor I, Prof. Dr. Margana, M.Hum pada acara Syawalan Keluarga Besar FMIPA UNY yang digelar Minggu, 9/7/17 di halaman dekanat fakultas. Hadir pula pada kesempatan tersebut jajaran pimpinan fakultas, dosen, tendik beserta keluarga, para purna tugas, serta mahasiswa. Tema syawalan adalah Merajut Kebersamaan, Meraih Kerahmatan.
Lebih lanjut dikatakan, yang paling mulia di sisi Allah adalah orang  yang paling bertaqwa. Untuk meraih hal tersebut manusia tidak perlu merasa khawatir kekurangan, karena anugerah-Nya melimpah melebihi kebutuhan bahkan keinginan manusia.
Pada bulan syawal  mengandung dua aspek ibadah, yaitu ibadah ritual dan ibadah amal sosial. Ibadah ritual dilaksanakan mulai dari malam menjelang Hari Raya Idul Fitri yaitu takbiran, membagi zakat fitrah, dan sholat Idul Fitri. Sedangkan ibadah sosial dengan melakukan silaturahim seperti syawalan dengan fungsi untuk memupuk ukhuwah tali persaudaraan diantara kita, saling memaafkan, sehingga merekatkan kembali ikatan persaudaraan kita sesame umat manusia.
Penceramah Dr. Habib Abdul Syakur, M.Ag.,  dari UIN Sunan Kalijaga, dalam tauziahnya menjelaskan untuk memahami Al-Quran dengan pemahaman yang paling dengan menggunakan bahasa dan sastra Arab. Al-Quran dating pada saat orang-orang Arab sangat suka terhadap sastra. Sehingga dulu orangb Arab yang dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan kesusasteraan, dan pemimpin itu pasti sastrawan.
Dulu, lanjut Habib, setiap tahun pada saat musim haji (kewajiban haji sudah ada sejak sebelum Islam) mereka dating ke Mekah dan disana sudah ada lomba syair. Yang juara satu ditulis dengan tinta emas dan ditempelkan di dinding ka’bah. Paling tidak ada 10 antologi puisi atau syair pada zaman dulu yang ditempel di ka’bah.
“Orang Arab yang sangat kental dengan sastranya, setelah Al-Quran turun minder semuanya karena bahasa/sastranya terlalu tinggi. Setelah Al-Quran turun tidak ada yang terkenal sebagai ahli sastra. Baru setelah 2-3 abad berikutnya baru ada syair-syair yang muncul dan itupun banyak pengaruh dari Al-Quran. Syair-syair yang muncul pada zaman Nabi Muhammad rata-rata syair yang memuji ajaran Nabi Muhammad atau mengejek ajaran Nabi Muhammad”, tambahnya.  
Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan acara pelepasan purna tugas kepada dosen dan pegawai tendik FMIPA serta pelepasan calon haji. Pada tahun 2017 ini ada 2 dosen yang akan menunaikan ibadah haji yaitu Dr. Heru Kuswanto beserta istri dan Dr. Ali Mahmudi beserta istri. (witono)