BUPATI VISIONER SOLUSI CEGAH KEKURANGAN GURU DI DAERAH

Salah satu penghambat kemajuan pendidikan di daerah adalah kurangnya jumlah guru. Keadaan itu masih diperparah jika ada guru yang berasal dari luar daerah tersebut ingin pulang dan ingin mengajar di daerah asal yang kebanyakan dari pulau Jawa.
Untuk mencegah hal tersebut, Kepala Daerah atau Bupati sebaiknya punya pemikiran yang visioner dengan mengirimkan putra daerahnya untuk menempuh pendidikan di Jawa yang notabene banyak tempat pendidikan berkualitas. Dengan begitu, maka jika mereka sudah lulus mereka bisa ditarik pulang ke daerah untuk mengabdikan ilmunya. Dengan demikian tidak ada alasan guru tersebut untuk meninggalkan daerahnya, sehingga daerah tersebut tidak kekurangan guru.
Demikian disampaikan Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, Dr. Hari Sutrisno ketika menerima studi banding mahasiswa Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung, kemarin, di ruang sidang fakultas.
Lebih lanjut dikatakan, untuk lebih meningkatkan pendidikan di daerah, UNY telah menjalin kerjasama dengan beberapa pemerintah daerah seperti Kabupaten Landak Kalimantan Barat, Halmahera Selatan, dll.
“Walaupun sifatnya kelas kerjasama, namun penilaian tetap menggunakan standar yang sama. Jika tidak mampu memenuhi kompetensi tetap gagal”, tegasnya
Ditambahkan, dosen UNY dalam mengajar mahasiswa  dari program kerjasama memang harus sabar, karena kemampuannya memang tidak sama dengan daerah yang sudah maju.
Sementara itu Wakil Dekan I FMIPA,  Dr. Suyanta, mengatakan kondisi di daerah memang berbeda dengan di Jogja. Misalnya ketika di daerah nilai di sekolah anak itu bagus, tapi ketika kuliah nilainya di urutan rendah.
Kekurangan guru di daerah memang masih menjadi kendala dalam memajukan pendidikan di daerah. Misalnya ketika saya berkunjung ke daerah di Indonesia timur, dalam satu kabupaten ternyata hanya ada satu  orang guru kimia. (witono)