FMIPA UNY Selenggarakan Konferensi Internasional ICRIEMS

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam Universitas Negeri Yogyakarta (FMIPA UNY) kembali menggelar International Conference on Research, Implementation, and Education of Mathematics and Science (ICRIEMS3rd) dengan tema “The Global Challenges on The Development and The Education of Mathematics and Science” di Auditorium UNY, Senin-Selasa (16-17/5). Acara dibuka oleh Wakil Rektor IV UNY, Dr. Rer.Nat Senam dengan memukul gong.
Keynote Speakers pada seminar tersebut yaitu Dr. Allen Price, Ph.D (Associate Professor at Emmanuel College Boston, USA), Dr. Michiel Doorman (Associate Professor at Utrech University Netherlands), Ana R. Otero, DVM, Ph.D. (Senior Lecturer at Emmanuel College Boston USA), Zafra M Lerman, Ph.D, FRSC (President of Malta Conference Foundation), Prof. Dr. Rosly Jaafar (Dept of Physics Universiti Pendidikan Sultan Idris) dan Prof. Dr. Marsigit, MA (UNY).
Dalam makalahnya yang berjudul The Scientific Approach to Higher Education: Examples From Physics Education Research, Allen Price menjelaskan bahwa UNY memiliki salah satu program pelatihan guru yang paling mendapat respek di Indonesia, serta program-program teknis studi di bidang fisika. Selain itu, kota Yogyakarta adalah pusat pendidikan tinggi di Indonesia, dengan beberapa perguruan tinggi, sehingga memberikan akses ke banyak pendidik dan profesional di bidang pendidikan tinggi di Indonesia.
Pada bagian lain, Allen menjelaskan pembelajaran topik gerak, mekanik, rangkaian listrik dasar, dan optik dapat secara efektif ditunjukkan dengan komponen sederhana dan banyak tersedia. Pembelajaran dirancang secara sederhana dalam pelaksanaannya, tetapi secara konseptual menarik, setiap kegiatan menantang siswa untuk memecahkan masalah atau untuk menjelaskan demonstrasi sederhana. “Misalnya, satu pelajaran optik menuntut siswa untuk menempatkan cermin kecil di dinding sehingga mereka dapat melihat gambar dari sepotong pita pada lutut mereka di cermin. Solusi dari hal tersebut yaitu menempatkan cermin persis setengah jalan di ketinggian antara lutut dan mata. Itu memerlukan pemahaman tentang prinsip-prinsip refleksi dan geometri”, lanjutnya.
Sementara itu, Michiel Doorman dengan makalahnya yang berjudul What can mathematics education contribute to preparing students for our future society? menerangkan, sebuah pendekatan untuk pendidikan matematika yang mencoba untuk menyediakan pembelajaran lintasan yang mendukung siswa dalam memahami dan menelusuri konsep dan keterampilan adalah Realistic Mathematics Education (RME).
Temuan penelitian menunjukkan bahwa, pengalaman siswa dan memahami fungsi, tujuan dan utilitas pengetahuan disiplin di tempat kerja. Agar hal ini terjadi, penting bahwa tugas dalam konteks tempat kerja juga sesuai dengan tujuan kurikulum. Dalam konteks pekerjaan penggunaan ilmu pengetahuan dan matematika dapat muncul dari kegiatan dan tugas-tugas di tempat kerja.
“RME dan koneksi ke dunia kerja akan membuat matematika dan sains lebih bermakna dan relevan bagi siswa. Dalam sebuah kelas dimana siswa menanyakan masalah menciptakan penemuan matematika, siswa mengambil peran aktif, mengajukan pertanyaan, mengeksplorasi situasi, menemukan jalan mereka ke solusi dan berkomunikasi refleksi mereka. Pendekatan tersebut bertujuan untuk mempromosikan siswa rasa ingin tahu, keterlibatan dan pembelajaran mendalam”, tegasnya. 
Agar hal ini terjadi, lanjut Doorman, guru perlu untuk memperpanjang repertoar pengajaran mereka. Salah satu tantangan untuk pengembangan profesional adalah untuk menghubungkan belajar dari strategi pengajaran baru atau pedagogi dengan praktik guru di dalam kelas. Guru harus merasa perlu dan memiliki sumber daya untuk mengadopsi ide-ide baru dan menerapkannya dalam praktek sehari-hari mereka. Bahan kelas, seperti tugas bagi siswa, dapat memainkan peran penting dalam proses implementasi ini.
Di Belanda RME mempengaruhi buku pelajaran saat di pendidikan dasar. Nilai kredit penuh mahasiswa Belanda di atas scoop-item adalah 74%. Ini tidak bisa sepenuhnya dikaitkan dengan pelaksanaan RME, tetapi kekuatan perasaan bahwa pendekatan ini memberikan kontribusi terhadap kualitas pendidikan matematika. (witono)