SANDAL REFLEKSI DARI KULIT DURIAN

Sandal merupakan salah satu dari jenis sandang yang menjadi kebutuhan utama bagi sebagian besar masyarakat dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya seperti di dalam rumah, di tempat kerja, pusat perbelanjaan, tempat wisata ataupun tempat-tempat yang lainnya. Sandal dibutuhkan oleh setiap orang, dari kalangan atas hingga kalangan bawah, usia anak-anak hingga usia tua, laki-laki maupun perempuan memakai sandal. Sandal juga diposisikan dari segi fungsi seperti sandal santai, sandal resmi, sandal sehat, dan yang lainnya sesuai segmentasi produk. Sandal sehat merupakan sandal yang berfungsi menyehatkan baik untuk fisik maupun psikis karena memiliki tonjolan-tonjolan untuk efek pemijatan kaki. Sandal sehat yang beredar di pasaran kebanyakan terbuat dari bahan plastik dengan model polos dan tidak terlalu mengikuti fashion. Padahal pemakai sandal sehat bukan semata-mata untuk keperluan terapi kesehatan, tetapi juga menginginkan untuk keperluan fashion. Salah satu inovasi untuk membuat sandal sehat dilakukan oleh mahasiswa jurusan pendidikan kimia Fakultas MIPA UNY Ahmad Hanif Sidiq dan Yuni Nurfiana Wulandari serta Achmad Rivqi Effendi dari jurusan akuntansi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY dengan memanfaatkan duri kulit durian sebagai efek pijat refleksi. Duri dari kulit durian merupakan limbah yang belum dimanfaatkan secara optimal dan memiliki keunikan tersendiri jika dibuat produk sandang berupa sandal. Sandal ini adalah alat santai yang bisa difungsikan sebagai pijat refleksi dan mampu menjangkau semua lapisan masyarakat. Sandal tersebut adalah sandal kesehatan atau refleksi terapi sandal yang memanfaatkan duri dari limbah kulit durian sebagai efek pijatannya. Karena keunikannya inilah maka sandal refleksi dari kulit durian ini berhasil lolos dalam program kreativitas mahasiswa tingkat universitas yang didanai DIKTI pada tahun 2010. Pijat refleksi adalah pemijatan pada titik pusat urat-urat syaraf yang bersangkutan dengan organ tubuh tertentu. Secara umum dapat dikatakan bahwa seluruh tubuh dapat dipijat refleksi. Namun ada beberapa bagian tubuh yang mempunyai begitu banyak syaraf-syaraf refleksi seperti pada telapak tangan dan telapak kaki. Telapak kaki merupakan pusat syaraf refleksi yang terbanyak dan bisa dikatakan hampir seluruh organ tubuh mempunyai daerah refleksi pada kaki terutama telapaknya. Pemijatan refleksi di telapak kaki ada dua cara yaitu dengan cara dibantu oleh tangan manusia dan secara alam atau tidak sengaja melalui pijakan telapak kakinya. Sandal refleksi terapi yang memanfaatkan duri dari kulit durian ini difungsikan untuk pijat refleksi di telapak kaki melalui pengendoran otot-otot yang memberi efek terhadap kelancaran sirkulasi darah, kemampuan kerja organ sebagaimana mestinya baik itu jantung, otak, pencernaan, imunitas, dan sebagainya. Cara membuatnya dimulai dengan menggambar pola pada alas (sole/sol) dan spon atau kayu (midsole) sesuai sketsa, mencetaknya dengan bantuan pisau, dan merekatkan antara sole dengan midsole. Selanjutnya merangkaikan slop pada midsole.dan merekatkannya pada alas (sole). Kulit durian yang akan digunakan haruslah dikeringkan terlebih dahulu dibawah sinar matahari dan bagian lancipnya telah ditumpulkan. Kulit durian dipotong sesuai pola baik berdasarkan desain maupun manfaat kesehatan yang diinginkan. Kemudian direkatkan pada sisi midsole dan biarkan beberapa jam agar lemnya merekat. Kemudian dilakukan pewarnaan sesuai dengan desain sandal. Untuk mode sandal yang bongkar pasang sendiri, kulit durian maupun midsole dipaku bersama perekat yang terbuat dari kain. Kebutuhan sandal semakin hari semakin meningkat. Sedangkan kesehatan merupakan kebutuhan pokok setiap individu sepanjang waktu. Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata terbesar kedua di Indonesia juga turut mendukung, sehingga hal ini memberi peluang untuk berkembangnya usaha-usaha barang kerajinan maupun cinderamata unik yang dapat menarik minat konsumen untuk membelinya. Dengan demikian usaha membuat sandal sehat yang trendy dan modis sangat menjanjikan keberlanjutannya. Selain itu pelaksana dapat memiliki keterampilan, kreativitas, dan pengetahuan akan kerajinan dan kesehatan serta dapat menciptakan lapangan usaha baru.