WORKSHOP ASTRONOMI

Salah satu benturan asteroid ke bumi 65 juta tahun yang lalu telah memusnahkan kehidupan dinosaurus. Sejarah tatasurya terbaca dari rekaman pada permukaan bulan dimana bulan merupakan benda langit yang terdekat dengan Bumi dimana permukaan bulan adalah tempat yang sangat menarik karena disana nyaris tidak ada musim serta erosi dan pergerakan lempeng tektonik telah terhenti beberapa waktu. Bulan telah terbentuk sejak 4 milyar tahun lalu, permukaannya telah menunjukkan track record benturan sejak saat itu, dan menjadi tugas para ahli untuk mengumumkan kisah sejarah dari rekam jejak benturan asteroid sepanjang waktu itu. Sejumlah besar asteroid dari sabuk utama yang jatuh ke area planet dalam yang terdiri atas Mars, Bumi, Venus dan Merkurius disebabkan karena gangguan pada orbit planet Jupiter, ketika Jupiter telah menetap pada orbitnya maka kegiatan tersebut berhenti dengan sendirinya, ini terjadi sekitar 3,8 milyar tahun lalu, ungkap Dr. Fumi Yoshida dari National Astronomical Observatory of Japan (NAOJ) dalam workshop perakitan teleskop bagi guru SMA se-DIY di Ruang Seminar Perpustakaan jurusan pendidikan fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta pada Kamis 24 Februari 2011. Kegiatan yang dibuka oleh Pembantu Dekan 3 FMIPA UNY Drs. Sutiman ini merupakan kerjasama antara jurusan pendidikan fisika FMIPA UNY dengan UNESCO, National Astronomical Observatory of Japan dan jurusan astronomi FMIPA Institut Teknologi Bandung dalam rangka memperkenalkan pada guru bahwa untuk menggunakan alat yang lebih canggih dapat dimulai dari peralatan yang sederhana seperti teleskop Galileo, dan pada kesempatan ini guru juga diajak merakit teleskop Galileo yang diberikan secara cuma-cuma untuk digunakan di sekolah masing-masing.
Pembicara lain pada workshop ini adalah Endang Soegiyartini, M.Si dari jurusan astronomi FMIPA ITB. Dikatakan oleh Endang bahwa manusia tinggal di Bumi pada galaksi Bima Sakti yang terdiri lebih dari 100 milyar bintang salah satunya adalah matahari yang berjarak 150 juta kilometer atau lazim disebut 1 satuan astronomi, sedangkan untuk mengukur jarak antar bintang digunakan satuan tahun cahaya dimana 1 tahun cahaya setara dengan 1.000.000.000.000 kilometer atau 63.115 satuan astronomi. “Bintang yang terdekat dengan matahari adalah Proxima yang berjarak 5 tahun cahaya, berada pada konstelasi Centaurus dan merupakan sistim bintang ganda bertiga” kata Endang. Pada workshop ini hadir Dr. Fumi Yoshida, Hiroko Komiyana serta Akira Hirai dari National Astronomical Observatory of Japan (NAOJ), Endang Soegiyartini, M.Si, Evan Irawan Akbar, S.Si Deva Octavian, S.Si dari jurusan astronomi FMIPA ITB serta Avivah Yumani, M.Si dari Media Astronomi Langit Selatan Bandung, dosen dan mahasiswa jurusan pendidikan fisika FMIPA UNY dan 40 orang guru fisika SMA negeri dan swasta di seputar DIY. Menurut ketua panitia kegiatan Slamet MT, M.Pd kegiatan ini juga merupakan sosialisasi astronomi melalui perakitan teropong bintang sederhana dari Masyarakat Astronomi Internasional yang dikelola UNESCO di 5 negara yaitu Indonesia, Peru, Brazil, Nigeria dan Uzbekhistan, sedangkan di Indonesia team UNESCO akan mengunjungi 5 kota yaitu Jakarta, Yogyakarta, Palembang, Mataram dan Tomohon. “Teropong tersebut diberikan pada guru sekolah dimana sekolah yang diundang adalah sekolah yang siswanya pernah masuk seleksi olimpiade astronomi tingkat kabupaten atau kotamadya” kata Slamet