Webinar Kimia: Pemanfaatan Bahan Polimer Alam

Dalam rangka memperingati Dies Natalis yang ke–64, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta, mengadakan Webinar Series 4 pada Sabtu (17/10). Webinar ini mengangkat tema “Aplikasi Polimer dalam Kehidupan” dengan menghadirkan dua narasumber, yakni Prof. Dr. Azlan Kamari dari Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Malaysia, dan Prof. Dr. Endang Wijayanti LFX, M.Si., Universitas Negeri Yogyakarta. Kegiatan tersebut diikuti oleh berbagai kalangan akademisi, mulai dari mahasiswa, guru, hingga dosen.
Prof. Azlan dalam presentasinya yang berjudul “Innovation in Biofilms for Food Packaging” menerangkan, plastik merupakan bahan pengemasan konvensional yang termasuk ke dalam kategori polimer sintesis. Bahan ini menyebabkan pencemaran lingkungan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya temuan plastik yang tidak terdegradasi meski telah terkubur selama 49 tahun. Plastik juga memiliki dampak buruk, seperti memberikan toksik atau racun bagi manusia, pembuangan dengan biaya tinggi, dan menyebabkan masalah lingkungan yang serius.
“Dengan adanya pengembangan biofilm dapat membantu menguraikan plastik secara alami sehingga ramah lingkungan. Daun pisang dapat menjadi salah satu bahan polimer alam. Minyak esensial daun pisang yang digabungkan dengan film gelatin dapat mengawetkan makanan. Dengan demikian, daun pisang mengandung zat aditif yang digunakan sebagai bahan polimer alam yang menggantikan polimer sintesis”, katanya.
Sementara itu Prof Endang dalam paparannya yang berjudul Aplikasi Membran Selulosa Berbasis Nata Dalam Berbagai Bidang menjelaskan selulosa merupakan senyawa yang banyak dijumpai di muka bumi. Biosintesis menjadi salah satu sumber dari selulosa, yang terdiri dari mikro organisme alga, fungi, dan bakteri. Sumber karbon (C) dan nitrogen (N) dapat dijumpai pada air kelapa, limbah cair tahu, sari buah, air cucian beras, limbah cair, dan tepung.
“Jika dibandingkan dengan selulosa tumbuhan, membran selulosa dari nata memiliki ukuran pori yang lebih banyak, struktur yang tipis, kekuatan mekanik yang besar saat basah, penyerapan kapasitas air yang besar, kristalinitas yang lebih tinggi, derajad polimerisasi yang besar, dan tampilan yang lebih murni.” tutur Prof. Endang. (dian/nurul/witono)