STUDI BANDING HIMA BIOLOGI

Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI merupakan lembaga yang memelopori penelitian dalam keilmuan fauna dikenal dengan nama Museum Zoologicum Bogoriense yang didirikan oleh JC Koningsberger pada Agustus 1894 dan memiliki koleksi 2,5 juta spesimen serangga, 27.000 spesimen mamalia, 30.000 spesimen burung dan ribuan spesimen lain seperti reptil, ikan, moluska dan krustasea. Untuk itu Pusat Penelitian Biologi LIPI mnemiliki tenaga ahli yang mendedikasikan kepakarannya untuk melakukan penelitian dalam bidang biodiversitas, studi DNA, pemantauan populasi, pemetaan habitat fauna dan analisa nutrisi serta hormon. Demikian diungkapkan Prof. Dr. Woro Anggraitoningsih, ahli serangga LIPI dalam studi banding himpunan mahasiswa biologi FMIPA UNY pada Selasa – Jumat 13 – 16 Juli 2010. Rombongan juga disambut oleh M.H. Sinaga, S.Si peneliti bidang mamalia di LIPI yang memberi keterangan bahwa salah satu tugas Pusat Penelitian Biologi LIPI adalah mengungkapkan keanekaragaman jenis fauna Indonesia melalui berbagai media, baik ilmiah maupun popular, menambah koleksi baru dan/atau jenis baru berikut rekaman data potensi, habitat dan sebarannya serta menerbitkan kunci identifikasi jenis yang dilengkapi dengan gambar dan deskripsi jenis. Selain itu juga memberikan jasa pendidikan ilmiah dan teknis (pelatihan) yang berkaitan dengan fauna Indonesia, memberikan jasa Identifikasi fauna Indonesia serta melakukan kerjasama penelitian nasional dan Internasional
Studi banding bertajuk “Show your brotherhood and enrich your knowledge to be inspirative student” diikuti oleh 69 peserta dan didampingi oleh dosen pembimbing Himabio Yuni Wibowo, M.Pd. Diharapkan dengan studi banding ini mahasiswa dapat ngangsu kawruh tentang kegiatan akademik dan dapat menjalin kerjasama dengan instansi lain. Selain ke LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) Cibinong, Bogor, Jawa Barat para mahasiswa juga mengunjungi Sekolah Tinggi Ilmu Hayati (STIH) Institut Teknologi Bandung dan Kebun Raya Cibodas. Di STIH disambut oleh ketua program S1 Biologi STIH Dr. Devi Nandita Choesin serta Gibran Hozaifah Elfarizi, ketua himpunan mahasiswa STIH. Diungkapkan Devi bahwa jurusan biologi ITB memisahkan diri menjadi STIH karena dalam internal ITB ada perubahan dimana unit – unit dikelompokkan menjadi serumpun. Jurusan biologi yang dulunya bergabung dalam fakultas MIPA lebih cenderung pada ilmu alam, oleh karenanya jurusan biologi ITB memisahkan diri menjadi STIH agar dapat sekaligus menggabungkan sains dan teknologi. Untuk menunjang hal itu maka STIH melengkapi diri dengan 6 program studi yaitu S1 biologi dan mikrobiologi, S2 biologi, biotek dan biomanajemen serta S3 biologi dengan didukung oleh 36 dosen dan sekitar 600 mahasiswa. Sedangkan di kebun raya Cibodas mahasiswa mempelajari beberapa hal tentang lumut, keanekaragaman tanaman dan menikmati suasana pegunungan yang sejuk. Kebun Raya Cibodas didirikan oleh seorang kurator Kebun Raya Bogor  Johannes Elias Teijsmann pada tanggal 11 April 1852 dengan nama Bergtuin te Tjibodas yang awalnya digunakan sebagai tempat aklimatisasi jenis tumbuhan asal luar negeri yang penting dan bernilai ekonomi tinggi seperti kina. Kebun Raya Cibodas terletak di kaki gunung Gede Pangrango dengan ketinggian 1300 – 1425 dpl dengan luas 125 hektar merupakan kebun raya terbaik kelas dunia terutama dalam bidang konservasi tumbuhan, penelitian dan pelayanan aspek botani serta pendidikan lingkungan dibawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dalam Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)