SIRUP PEGAGAN, ALTERNATIF MINUMAN KESEHATAN

Pegagan (Centella Asiatica) merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan, tepi jalan, pematang sawah ataupun di ladang yang agak basah, tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan penutup tanah. Walaupun di Indonesia masyarakatnya banyak menggunakan tanaman ini untuk alternatif penyembuhan penyakit secara tradisional, masih sedikit sekali yang tahu manfaat dari tanaman pegagan ini karena selama ini pegagan hanya digunakan sebatas untuk lalapan atau dibiarkan tumbuh menjalar menjadi tanaman liar. Berbagai penelitian telah dilakukan guna mendukung manfaat empirisnya seperti penelitian yang merujuk pegagan sebagai antiinflamasi, antioksidan, antitumor, atau untuk meningkatkan daya ingat susunan saraf pusat, eksim, dan hepatitis. Hal itu berkaitan dengan kandungan senyawa yang dimiliki pegagan, yaitu asiaticoside, thankuniside, medecassoside, brahmoside, brahminoside, madastic acid, vitamin B1, B2, dan B6. Karena manfaat yang banyak inilah maka sekelompok mahasiswa program studi pendidikan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Titik Yanuar, Wiwit Widyandani dan Yunesvi Warantika mengolah tanaman pegagan ini dalam bentuk sirup karena sirup merupakan minuman favorit masyarakat Indonesia untuk menghilangkan dahaga dan menyegarkan tubuh sekaligus memperoleh manfaat dari tanaman pegagan.
Menurut Titik Yanuar, pegagan mengandung berbagai senyawa berkhasiat obat seperti asiatikosida (triterpenoids), thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, hydrocotylin, vellarine, tanin, karotenoids, dan garam-garam mineral bermanfaat seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Triterpenoids yaitu antioksidan sebagai penangkap radikal bebas yang dapat mematikan sel-sel otak dan merevitalisasi pembuluh darah, meningkatkan stamina dan vitalitas serta sebagai antioksidan yang membantu dalam perkembangan sel-sel otak. Selain itu garam-garam mineral sebagai pembentuk sel darah merah yang berfungsi dalam mylenisasi otak dan peningkatan daya konsentrasi. Wiwit Widyandani menambahkan bahwa pegagan berasa manis, bersifat mendinginkan, memiliki fungsi membersihkan dan melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori, anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan. ”Saponin yang ada dalam pegagan juga dapat menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan” kata Wiwit.
Cara membuatnya dijelaskan oleh Yunesvi Warantika, dimana sirup ini terbuat dari pegagan,, temulawak, jahe, gula pasir, jeruk nipis, pandan, sereh dapur dan kayu manis. Cara pembuatannya adalah temulawak dan jahe diikupas kemudian dicuci sampai bersih lalu dipotong-potong kemudian diblender. Perbandingan pengenceran untuk temulawak adalah 1:6 dan jahe 1:5 dan setelah diencerkan diendapkan min 4 jam agar patinya mengendap. Sementara itu panic disiapkan dan masukkan daun pegagan dengan perbandingan 1:4 kemudian dimasak hingga tinggal separuh lalu disaring dan diendapkan. Selanjutnya masukkan filtrat/sari temulawak, sari jahe dan sari pegagan dengan perbandingan 2:1:1, kemudian tambahkan gula sebanyak 60%, jeruk nipis, daun pandan, sereh dapur sesuai dengan selera dan dimasak sambil diaduk sesekali. Setelah mendidih selama 20 menit angkat kemudian disaring menggunakan kain saring dan sirup pegagan siap untuk diminum.