SERBUK LURU JAWA SEBAGAI MINUMAN SEHAT

Cacing tanah dengan nama latin lumricus rubbelus merupakan salah binatang yang dianggap menjijikan namun ternyata mempunyai banyak manfaat untuk menjaga kesehatan maupun sebagai alternatif obat tradisional. Cacing tanah memiliki banyak kandungan protein yang sangat baik untuk menjaga kesehatan atau pengobatan alami diantaranya protein 75%, asam amino 10.7%, tryptophan 4.4% dan tytosyn 2.25%. Salah satu manfaat terbesar dari cacing tanah adalah sebagai pengobatan alami untuk penyakit typhus/tipes atau demam namun untuk mengkonsumsinya secara langsung sebagian besar orang merasa jijik apalagi jika masih terlihat bentuk cacingnya. Oleh karena itu sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Supriyanti dan Deni Setyarti dari prodi pendidikan matematika FMIPA UNY serta Sri Rahayu, Ni’matu Sholikhah dan Muhammad Fatkhul D. dari prodi pendidikan kewarganegaraan FISE UNY melakukan inovasi terhadap pemanfaatan cacing tanah dengan diracik sebagai minuman yang menghangatkan dan dapat digunakan sebagai obat yang mujarab untuk berbagai penyakit khususnya penyakit typus yang diberi nama serbuk luru jawa. Menurut Supriyati cacing tanah ini dibuat serbuk yang dicampurkan ke dalam bubuk jahe yang ditambah dengan gula. “Karena sebagian besar orang suka minum wedang jahe sebagai penghangat tubuh, dengan adanya inovasi ramuan cacing tanah dengan bubuk jahe ini pasti akan disukai untuk dikonsumsi sebagai alternatif obat alami mencegah berbagai penyakit.” Kata Supriyati, “Sedangkan nama serbuk luru jawa sendiri merupakan singkatan dari lumricus rubbelus alias cacing tanah dan jahe wangi.”
Muhammad Fatkhul D menjelaskan bahwa mereka memanfaatkan limbah kotoran sapi sebagai media perkembangbiakan cacing tanah (lumricus rubbelus) karena sangat bagus untuk pertumbuhan berat badan dan perkembangbiakan cacing tanah. “Apabila kita masukan 1 kg cacing tanah pada kotak berisi media campuran 1 kg serbuk gergaji yang telah kita rendam dalam air dengan 3 kg kotoran sapi yang sudah menghitam lalu kita berikan pakan dari ampas tahu, maka dalam jangka waktu dua minggu cacing tersebut akan bertelur.” Kata Fatkhul “Setelah terlihat telurnya matang atau kekuningan kita pisahkan antara cacing induk dengan telurnya, induknya kita simpan ke media yang baru dan telur yang berada di media tadi kita biarkan selama kurang lebih dua minggu, maka telur tersebut akan menetas dan barulah kita beri pakan secara rutin. Dalam waktu satu bulan kemudian atau paling lambat 6 minggu cacing tersebut telah jadi dewasa dan siap bertelur.” ungkapnya.
Deni Setyarti menambahkan bahwa cacing tanah dijadikan serbuk seperti kopi. Lalu dicampur dengan serbuk jahe sebagai penambah rasa dan aroma agar orang yang mengkonsumsinya tidak meras jijik. Dari 3 kg cacing hidup bisa menghasilkan 1 kg serbuk cacing kering dan 2 kg jahe segar menghasilkan 1 kg serbuk jahe kering. Serbuk jahe dan cacing diramu dengan menambahkan 8 kg gula pasir. “Dari ramuan ini kita bisa menghasilkan 6 kg serbuk minuman yang siap dikemas dalam 400 kemasan dengan komposisi 2,5 g serbuk cacing, 2,5 g serbuk jahe, dan 20 g gula pasir.” kata Deni. Ni’matu Sholikhah mengungkapkan cara pembuatannya, yaitu cacing dicuci sampai bersih kemudian dikeringkan sampai benar-benar kering lalu digiling menjadi tepung atau serbuk. Sedangkan pembuatan serbuk jahe diawali dengan mencuci jahe sampai bersih kemudian diiris tipis-tipis dan dijemur di bawah terik matahari sampai kering kemudian digiling menjadi tepung atau serbuk. “Peramuan jahe wangi lumricus rubbelus yaitu dengan cara serbuk cacing dan serbuk jahe dicampur dengan gula pasir sesuai dengan komposisinya lalu diaduk sampai rata.” kata Sholikhah, “Kreatifitas ini juga berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan tahun 2011”.