Senyawa anti nyamuk Aedes Aegypti

Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya AedesAegepty atau AedesAlbopictus. Pemberantasan larva nyamuk Aedes Aegypti merupakan cara yang paling utama untuk memberantas penyakit DBD, hal ini karena vaksin untuk mencegah dan obat virus DBD belum tersedia. Pemakaian abate (temefos) sebagai larvasida selama tiga puluh tahun memungkinkan berkembangnya resistensi larva. 
Melihat hal tersebut, mahasiswa FMIPA UNY yaitu Handy Riantana, AldilaPutriWidiastuti, Zulfa Qurrata A’yun (Kimia), Nur Khotimah (Biologi)  dengan pembimbing Dr. Cahyorini Kusumawardani M.Si., melakukan inovasi dengan menggunakan Senyawa turunan dihidropirimidinon. 
Saat ini yang masih banyak ditemui adalah senyawa dihidropirimidinon yang telah diteliti dapat dimanfaatkan sebagai anti bakteri pada Escherichia Coli. senyawa tersebut diduga mampu menggumpalkan protein pada dinding sel bakteri tersebut yang merupakan rangkaian senyawa polipeptida. Mekanisme kerja tersebut diduga juga mampu diterapkan pada larva nyamuk AedesAegypti.
Handy menjelaskan untuk mendapatkan senyawa dihidropirimidinon harus melakukan sintesis dengan reaksi Siklokondensasi Bignelli, selain itu senyawa ini harus diuji titik leleh untuk  menentukan tingkat kemurnian berdasarkan titik leleh. Lalu diuji FTIR Analisis dengan spektrofotometer inframerah untuk mengetahui gugus fungsi senyawa hasil sintesis dan juga diuji Kemurnian Data dan analisa pada uji kemurnian menggunakan instrumen GC-MS. 
Setelah melakukan sintesis dan 3 uji tersebut didapatkan senyawa Cyclohyptyl-3,4-dihidropirimidinon, selanjutnya dilakukan uji efektivitasnya sebagai Larvasida melalui uji pendahuluan untuk menentukan ambang atas dan bawah, dan menentukan konsentrasi untuk menentukan kadar perlakuan dan setelah dilakukan penelitian terbukti hanya dengan konsentrasi 0,078 % dari konsentrasi awal larutan induk 0,1 % (78 ppm) senyawa ini mampu mematikan populasi larva hingga 50 %, hal ini didukung oleh hasil analisis SPSS pada uji probit. Dari penelitian ini diharapkan senyawa ini dapat dimanfaatkan sebagai Larvasida untuk memberantas larva nyamuk Aedes Aegypti penyebab penyakit DBD.(witono)
Cp Handy, Hp: 089675121240