MAHASISWA FMIPA UNY BERI PELATIHAN PEMBUATAN DONAT BEKATUL DI BANTUL YOGYAKARTA

Mahasiswa Prodi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yaitu Din Azwar Uswatun, Erfina Prisca Indriyani, Ary Gunawan, Nurul Hidayah, Wiwik Susilowati, memberikan pelatihan pengembangan rice bran doughnuts (donat bekatul) sebagai usaha prospektif di panti asuhan Miftakhul Jannah Dusun Kuwon Sidomulyo Bambanglipuro Bantul Yogyakarta, Minggu (11/3).
Ketua tim, Din Azwar Uswatun mengatakan, pelatihan yang diikuti oleh 26 anak dan pengasuh ini diharapkan dapat menambah sumber dana mandiri di panti tersebut yang diperoleh dari pelatihan skill pembuatan donat bekatul untuk berwirausaha berkelanjutan. Produk yang dihasilkan dapat dipasarkan dan dapat juga dijadikan sebagai oleh-oleh para dermawan yang datang ke panti tersebut.
Dikatakan, bekatul merupakan hasil samping penggilingan padi yang diperoleh dari lapisan luar karyopsis beras. Meskipun bekatul tersedia melimpah di Indonesia, namun pemanfaatannya untuk konsumsi manusia masih terbatas. Hingga saat ini, pemanfaatannya terbatas sebagai pakan ternak. Padahal, nilai gizi bekatul sangat baik, kaya akan vitamin B, vitamin E, asam lemak esensial, serat pangan, protein, oryzanol, dan asam ferulat.
“Selama ini bekatul padi sebagai hasil samping penggilingan padi bersifat limbah dan dimanfaatkan sebagai pakan dengan nilai ekonomi rendah. Sebenarnya bekatul padi dapat digunakan sebagai bahan baku industri makanan maupun industri farmasi,” lanjutnya.
Pemanfaatan bekatul sebagai bahan campuran pembuatan donat memiliki prospek yang menjanjikan karena banyak faktor yang mendukung hal tersebut. Bekatul dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan makanan sehingga mempunyai banyak variasi produk dan menambah daya tarik tersendiri terhadap produk kue.
Dijelaskan, pemanfaatan limbah penggilingan padi yang semula tidak ada nilai ekonomisnya menjadi produk makanan yang bernilai ekonomis menjadi daya tarik para konsumen. Mayoritas penduduk Indonesia yang suka mengonsumsi makanan siap saji, dengan menjadikan bentuk makanan donat maka lebih praktis.
Erfina menjelaskan, karena bahan dasar bekatul yang teksturnya masih kasar, maka sebelum dibuat adonan terlebih dahulu diayak untuk mendapatkan tekstur yang halus untuk diolah lebih lanjut.
“Pembuatan adonan dimulai dengan pengocokan telur dan gula pasir serta ditambah garam secukupnya. Pengocokan dilakukan hingga telur agak berwarna putih kekuningan. Kemudian masukkan tepung terigu kedalam adonan. Setelah itu masukkan margarine cair dan susu ke dalam adonan, lalu uleni lagi hingga kalis. Dimasukkan margarin yang telah dicairkan, kemudian diaduk sampai rata. Adonan diusahakan tidak terlalu lembek karena untuk memudahkan membuat bentuk kue donat,” jelasnya.
Ditambahkan, setelah adonan mengembang kemudian membuat donat berbentuk bulat dan bolong di bagian tengahnya. Bentuk dulu semua adonan dan diamkan lagi selama 30 menit dan tutup dengan kain basah agar adonan dapat mengembang, setelah itu mulai menggoreng donat dengan memasukkannya ke dalam minyak goreng yang tidak terlalu panas. Tunggu dan dibolak-balik supaya warna donat bisa merata dan setelah berwarna kuning keemasan kemudian ditiriskan. Ketika donat dalam keadaan dingin kemudian oleskan margarine pada permukaan atas donat, kemudian ditaburi missis di atasnya.
“Hasil donat yang telah jadi, diproses lagi pada proses pengemasan. Proses ini meliputi perapian hasil di setiap produk, kemudian dimasukkan ke dalam plastik kemasan yang telah diberi label,” kata Fina. (witono)