Mahasiswa FMIPA UNY Analisis Ion Sulfat Dalam Limbah Air Cucian Laundry

Mahasiswa FMIPA UNY, Dewi Cahyaningsih, Istirani Agusti, dan Al dina Khoerunisa NM, berinovasi dengan melakukan suatu penelitian tentang analisis ion sulfat (SO42-) dalam limbah air cucian laundry dan uji efektifitas penggunaan resin penukar anion terhadap penurunan kadar ion sulfat pada limbah air cucian laundry. Dewi mengatakan tingkat pencemaran air mengalami peningkatan secara tajam seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah akibat adanya limbah deterjen. Produk deterjen saat ini sudah digunakan oleh hampir semua penduduk untuk berbagai keperluan seperti mencuci pakaian dan perabotan serta sebagai bahan pembersih lainnya. Salah satu usaha yang berkembang pesat saat ini, yang banyak menggunakan deterjen adalah usaha laundry. Limbah air cucian laundry mengandung banyak senyawa kimia baik organik maupun anorganik yang mana senyawa-senyawa tersebut dapat membahayakan lingkungan. Pada penelitian ini kami fokuskan pada salah satu senyawa kimia yang notabene sangat berbahaya bagi lingkungan yaitu senyawa sulfat. Anggota tim Rani menambahkan bahwa berdasarkan standar kualitas air di perairan umum Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990, parameter sulfat menurut kadar maksimal air golongan B adalah 400 Mg/lt. “Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar ion sulfat  yang terkandung dalam limbah air cucian laundry sebelum dan sesudah dilakukan pertukaran ion dan efektivitas penggunaan resin penukar anion terhadap penurunan kadar ion sulfat pada limbah air cucian laundry,” lanjut Rani.
Anggota tim dina menjelaskan, sampel limbah air cucian laundry diambil dari 3 titik di daerah kota Yogyakarta yaitu daerah Karangmalang, Seturan, dan Janturan (masing-masing daerah 3 sampel), yang mana ketiga daerah tersebut mewakili daerah ramai laundry yang dekat dengan kawasan kampus di kota Yogyakarta. Hasil analisis dari kesembilan sampelion sulfat mengalami penurunan kadar setelah dilewatkan resin. Resin yang digunakan adalah resin penukar anion. Hasil analisis ion sulfat sebelum dan sesudah dilewatkan resin menunjukkan kadar dalam (ppm), pada sampel 1 yaitu 56,58 dan 1,15 dengan efisiensi 98%; pada sampel 2 yaitu 243,15 dan 23,20 dengan efisiensi 90%; pada sampel 3 yaitu 54,33 dan 6,58 dengan efisiensi 88%; pada sampel 4 yaitu 209,40 dan 39,87 dengan efisiensi 81%; pada sampel 5 yaitu 196,33 dan 22,12 dengan efisiensi 89%; pada sampel 6 yaitu 65,92 dan 3,61 dengan efisiensi 94%; pada sampel 7 yaitu 36,02 dan 20,74 dengan efisiensi 42%; pada sampel 8 yaitu 29,20 dan 1,66 dengan efisiensi 94%; dan pada sampel 9 yaitu 50,43 dan 15,92 dengan efisiensi 68%.