GLASIR KERAMIK DARI LIMBAH CAIR

Limbah cair electroplating merupakan permasalahan yang dihadapi dari industri kerajinan perak Kotagede, Yogyakarta. Limbah ini mengandung logam berat yang dapat membahayakan kesehatan. Pengolahan limbah yang sudah ada sifatnya hanya memindahkan logam tanpa adanya pengolahan atau pemanfaatan lebih lanjut.
Melihat hal tersebut, mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY yang terdiri dari Ferdinand Dos Santos, Putranto Setyawan, Nanda Reni Fera Ramadhan, Ulliyah Sumanjaya, Vita Fatmadewi, dengan pembimbing Siti Marwati, M.Si., melakukan inovasi dengan memanfaatkan limbah cair electroplating yang diendapkan dengan proses elektrokoagulasi dan digunakan sebagai bahan baku pengglasiran keramik.
Ferdinand menjelaskan, penelitian ini menggunakan proses elektrokoagulasi dimana ion-ion logam berat dalam limbah cair electroplating akan membentuk flok yang kemudian akan terendapkan. Endapan ini kemudian dipisahkan dan digunakan sebagai bahan baku pengglasiran keramik. 
“Penelitian dilaksanakan dengan  pengambilan sampel. Kemudian sampel diuji kadar awal  logam yang terdapat dalam limbah. Setelah itu dilakukan proses elektrokoagulasi dengan variasi variable beda potensial,  elektroda, dan waktu. Endapan akan terbentuk dan larutan (sampel) akan diuji lagi untuk menentukan kadar akhir ion Timbal (Pb2+), kromium (III) (Cr3+), Cadmium  Cd2+, Seng (Zn2+), Tembaga (Cu2+) sehingga dengan variasi-variabel didapatkan elektroda, dan waktu yang dapat mengendapkan ion Pb2+, Cr3+, Cd2+, Zn2+, Cu2+secara optimum dengan melihat selisih kadar awal dan akhir”, lanjutnya.
Kemudian endapan ini dipisahkan dan dicampur dengan bahan pengglasiran lain (Alumina, Silika, Flux) selanjutnya proses pengglasiran keramik dengan variasi suhu dilakukan. Keramik diuji secara visual terkait warna dan tekstur yang terbentuk . (witono)