Buih Pembakaran Bambu Sebagai Obat Penyembuh Keloid

Masyarakat Indonesia mempunyai budaya beragam, seperti budaya makan, memasak, bercocok tanam, bekerja, menari, bernyanyi, upacara adat  hingga budaya pengobatan tradisional. Budaya – budaya tersebut diturunkan dari para leluhur, namun saat ini banyak budaya yang mulai ditinggalkan masyarakat. Salah satu budaya tersebut adalah pengobatan keloid/ daging tumbuh secara tradisional menggunakan buih pembakaran bambu.
Masyarakat di pedesaan khususnya, kerap menggunakan cara tersebut untuk menghilangkan daging yang tumbuh pada tubuhnya, terutama pada bekas luka. Keberhasilan metode tersebut belum banyak diketahui oleh masyarakat luas. Masyarakat kota lebih memilih untuk melakukan operasi pengangkatan.
Keloid juga merupakan penyakit yang cukup umum dialami masyarakat, namun pengobatan yang ada hanyalah dengan metode operasi/ pengangkatan. Tidak semua kalangan masyarakat mampu dan bersedia mengeluarkan biaya yang banyak untuk mengatasi masalah tersebut.
Dari dasar itulah mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY melakukan penelitian untuk membuktikan bahwa buih pembakaran bambu bisa menyembuhkan keloid. Mereka adalah  Arifia Nurul Alaina, Isna Fitriana Palupy, dan Shinta Kartika Dewi
Prosedur Penelitian, menurut Arifia,  meliputi menyiapkan bambu ( apus, ampel, petung ) masing-masing 4 meter. Bambu-bambu tersebut dipotong menjadi ruas-ruas bamboo, kemudian dibakar diatas kompor gas  agar cepat mengeluarkan buih karena panasnya stabil. Buih yang dihasilkan dikumpulkan dalam botol kecil (falcon) yang sebelumnya ditampung terlebih dahulu dalam sendok atau wadah yang berukuran sedang.
“Setelah itu memilih naracoba yang memiliki ukuran dan umur serta penyebab terbentuknya keloid yang sama ( dalam hal ini menggunakan 3 sampel keloid ). Dilanjutkan dengan mengoleskan buih yang telah didapat sebanyak 3 oles yang dilakukan selama 3 minggu atau lebih ( satu hari 2 kali ),” ujarnya.
Tahapan berikutnya yaitu uji Liebermann-Burchad. Pada tahapan ini kami mengamati perubahan warna yang terjadi ( warna merah menunjukkan bahwa buih mengandung triterpenoid dan warna hijau menunjukkan bahwa buih mengandung senyawa seperti steroid ). (witono)